Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

Maksud Elite PD, Uang Transport atau "Uang Transport"?

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1329916133190528763

[caption id="attachment_162779" align="aligncenter" width="400" caption="Partai Demokrat - dok. kompas.com"][/caption] Dari komentar beberapa elite Partai Demokrat, semakin terang-benderang bahwa politik uang pada Konggres PD tahun 2010 memang benar-benar ada. Jadi apa yang dikatakan mantan Ketua DPC PD Minahasa Tenggara Diana Maringka dan kader PD dari DPC lainnya, bukan isapan jempol semata. Namun sebuah realita! Meskipun ditanggapi secara berbeda oleh para elite partai. Seperti yang ramai diberitakan belakangan ini, menanggapi "teriakan" Diana Maringka dan beberapa kader PD dari beberapa DPC, tentang adanya pemberian satu unit BB Gemini dan uang 100 juta rupiah dari tim sukses Anas Urbaningrum, beberapa elite PD menganggapnya sebagai hal yang wajar. "Kalau hanya sekedar uang transport, uang akomodasi, uang lelah, uang apresiasi atau beberapa istilah lainnya, itu wajar dan bukan money politic!" Begitu kira-kira ungkapan beberapa elite dan petinggi PD. Sebut saja mereka adalah Wakil Ketua Umum PD Max Sopacua dan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarif Hasan. Pernyataan kedua petinggi PD tersebut di atas, tentu saja sangat kontradiktif dengan kenyataan yang sering terjadi di lapangan, pada ajang Pemilu Kada. Dimana pemberian sekedar "uang recehan" kepada simpatisan atau masyarakat pemilih yang dilakukan oleh seorang kadindat, dapat dijadikan alasan bagi kadindat yang kalah, untuk menggugat kemenangan yang telah diraih. Sementara uang yang diduga dibagi-bagikan kubu Anas Urbaningrum kepada pendukungnya mencapai 100 JUTA RUPIAH! Wajarkah jika uang sebesar itu hanya dimaksudkan sebagai sekedar uang pengganti biaya transportasi dan bayar hotel, dan tidak ada "maksud lain"? Kecuali jika "uang transport", "uang akomodasi" dll. itu,oleh mereka, para elite dan petinggi PD, hanya dianggap sebagai sekedar "istilah". Sama dengan istilah-istilah lain, yang telah akrab di telinga kita, seperti "uang amplop", "uang rokok", "uang tanda tangan" dan istilah lain lagi. Namun bukankah istilah-istilah yang disebut belakangan sudah umum dipakai sebagai pengganti istilah "UANG SUAP"?! Dan itukah yang dianggap oleh para elite dan petinggi Partai Demokrat sebagai hal yang wajar dan bukan "money politic"?! (E. SUDARYANTO - 220212)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline