Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

Dua Pikiran Nakal Seputar Mogoknya Banggar DPR Membahas APBN 2012

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

E.Sudaryanto|Kompasiana.com


Ini adalah karma DPR dan tekanan Badan Anggaran DPR kepada KPK?


Seperti yang ramai diberitakan, Badan Anggara DPR memutuskan untuk menghentikan dulu pembahasan RAPBN 2012. Hal ini mereka kaitkan dengan pemanggilan beberapa Pimpinan Banggar oleh KPK, sebagai saksi dalam kasus yang terjadi di Kementrian Tenaga Kerja dam Transmigrasi.


Seperti yang dinyatakan Anis Matta, Wakil Ketua DPR dari PKS, pemanggilan beberapa Pimpinan Banggar oleh KPK, untuk ditanya tentang mekanisme penganggaran, dapat merusak citra dan dianggap terlalu membesar-besarkan masalah.


Senada dengan rekan separtainya, Tamsil Linrung, salah seoran Pimpinan Banggar berpendapat, bahwa jika ingin tahu tentang mekanisme kebijakan penganggaran, KPK dapat mengutus anggotanya untuk menanyakan. Bukan sebaliknya.


Tapi kalau dipikir-pikir, sudah berapa kali DPR memanggil Pimpinan KPK untuk ditanya soal ini-itu, dan dengan arogan memperlakukan mereka layaknya guru atau orang tua memperlakukan murid atau anaknya yang nakal.


Jadi mungkin apa yang dialami oleh para anggota Banggar merupakan karma yang harus dilakoni, karena perlakuan tidak menyenangkan DPR terhadap KPK sebelumnya. Atau pelampiasan dendam KPK?


Di sisi lain, mogoknya Badan Anggaran DPR membahas RAPBN 2012, mungkin dapat dianggap sebagai sebuah tekanan kepada Pemerintah, untuk mempengaruhi KPK agar berhenti mengotak-atik dugaan keterlibatan Banggar, baik secara kelembagaan maupun pribadi, dalam beberapa kasus yang sedang ditangani lembaga anti korupsi ini.


Seperti yang telah kita ketahui, sejak terungkapnya kasus suap wisma atlit dan kasus-kasus lain terkait Nazaruddin, dan dugaan kasus suap di Kemenakertrans, Badan Anggaran DPR semakin mendapat sorotan negatif atas dugaan keterlibatannya dalam pat-gulipat kasus-kasus tersebut di atas.


Namun saya sarankan, anda tidak langsung percaya dengan pemikiran saya, dan terlalu serius menanggapi. Karena itu semua hanyalah pikiran nakal yang muncul dari pemikiran seorang awam.


Buan sebuah kajian akademis dengan metode yang dapat dipertanggung-jawabkan! 23092011

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline