Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

Kasus Cek Pelawat: Mengapa Harus Miranda Goeltom?

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengapa harus Miranda S. Goeltom?" Pertanyaan ini selalu melonjak-lonjak di benak saya, setiap kali Kasus Suap Cek Pelawat dalam rangka pemilihan Debuti Gubernur Senior BI tahun 2004, kembali ramai diberitakan.


"Mengapa ada orang atau sekelompok orang yang berkepentingan untuk memastikan terpilihnya Miranda Goeltom sebagai Debuti Gubernur Senior BI, dengan memberikan suap ratusan juta, total Rp 24 milyar, kepada anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004?"


Yang pasti itu bukan tindakan iseng dari orang atau sekelompok orang yang kebanyakan uang dan bingung untuk memanfaatkannya. Bukan pula tindakan orang yang bernafsu mendudukkan Miranda Goeltom pada kedudukan tersebut di atas, hanya karena alasan emansipasi wanita atau kesetaraan gender.


JADI MENGAPA MEREKA HARUS MEMASTIKAN TERPILIHNYA MIRANDA GOELTOM DAN MELAKUKAN PENYUAPAN?


Ijinkan saya berandai-andai. Andaikata saya adalah orang atau bagian dari kelompok orang menjadi pelaku atau aktor intelektual Kasus Cek Perjalanan ini, saya ngotot memilih Miranda Goeltom karena satu atau beberapa alasan berikut ini.


PERTAMA, karena saya telah melakukan kesepakatan dengan Miranda Goeltom, untuk membantu dengan cara apapun, melapangkan jalan bagi beliau agar dapat menduduki jabatan bergengsi di BI. Sebagai imbalan, kamipun telah bersepakat bahwa beliau akan bersedia untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu demi kepentingan saya dan kelompok saya.


KEDUA, meskipun belum atau tidak ada kesepakatan antara kita seperti yang saya uraikan di atas, berdasarkan hasil riset dan penelusuran rekam jejak perjalanan karier Miranda Goeltom, saya menyimpulkan dan mempunyai keyakinan bahwa, beliau dapat diajak BEKERJA SAMA untuk kepentingan saya dan kelompok.


KETIGA, Saya tidak mempunyai kesepakatan dan tidak yakin Miranda Goeltom mau diajak BEKERJA SAMA atau BERMAIN demi kepentingan saya dan kelompok. Akan tetapi saya memutuskan untuk tetap membantu beliau sebagai hutang jasa. Siapa tahu suatu saat nanti hutang itu dapat ditagih berikut bunganya


Atau...saya tetap bersedia mengeluarkan uang untuk memastikan terpilihnya Miranda Goeltom, karena saya dan kelompok saya merasa LEBIH NYAMAN jika beliau yang menduduki jabatan itu, daripada calon yang lain.


Meskipun semua itu hanya khayalan saya seandainya saya yang menjadi aktor intelektual kasus Cek Pelawat, namun sudah selayaknya jika KPK telah mendalaminya untuk mengetahui motif dan modus operandi kasus suap ini. Tertangkapnya Nunun Nurbaeti, terdakwa pelaku suap, hendaknya makin melapangkan jalan kearah terungkapnya kasus secara tuntas! Ya, semoga, karena publik hanya bisa berharap!(E. SUDARYANTO-111211)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline