Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

Empat Pilihan Buat PKS Pasca Reshuffle!

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

E. SUDARYANTO,Setelah sempat menghilang dari pemberitaan, kejelasan sikap PKS tentang keberadaannya di KOALISI, paska Reshuffle Kabinet yang dilakukan Presiden SBY tanggal 18 Oktober yang lalu, kembali dipertanyakan.
Seperti yang diberitakan oleh Detikcom hari ini , Wasekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyatakan, bahwa PD menunggu pernyataan sikap dari Dewan Syura PKS, yang menurut pernyataan beberapa petinggi partai akan mengadakan rapat untuk membahas hal tersebut bulan ini (Nopember 2011).
Namun Ketika Detikcom minta konfirmasi dari salah satu anggota Dewan Syura PKS Hidayat Nur Wahid, beliau belum dapat memastikan kapan rapat akan digelar, dan keputusan apa yang akan diambil.
Fenomena PKS yang terkesan mengulur-ulur waktu dalam menentukan sikap, setelah kehilangan satu Menteri dalam Kabinet Presiden SBY yang baru, mungkin dapat ditafsirkan sebagai “kegamangan” PKS untuk keluar dari KOALISI, seperti “ancaman” mereka sebelum susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan. Untuk selanjutnya berperan sebagai PARTAI OPOSISI murni.
Dalam masalah ini, setidak-tidaknya terdapat empat pilihan bagi PKS. Emapt pilihan yang masing-masing mempunyai “plus-minus” dan resiko sendiri-sendiri. Keempat pilihan atau alternative tersebut adalah


  1. Tetap dalam KOALISI dan tetap mempertahankan seluruh kader yang tersisa dalam Kabinet.
  2. Tetap dalam KOALISI tetapi menarik 1, 2 atau seluruh kadernya dari Kabinet.
  3. Keluar dari KOALISI dan menarik seluruh kadernya dari Kabinet.
  4. Keluar dari KOALISI tetapi tetap membiarkan kadernya dalam Kabinet, dan menyerahkan kepada kebijaksanaan Presiden.


Memang bukan sebuah keputusan yang mudah. Namun jika pengambilan keputusan semata-mata berdasarkan pada kepentingan rakyat yang diwakilinya atau seluruh rakyat Indonesia, serta kepentingan Bangsa dan Negara, seharusnya akan lebih mudah dan cepat dilakukan.
Namun jika ada “pertimbangan“ atau “kepentingan lain”, yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan rakyat, bangsa dan Negara, publik akan maklum jika PKS terkesan sulit untuk menentukan sikap, akan terus dalam KOALISI atau BEROPOSISI!
Padahal yang kita tahu, asal demi kepentingan rakyat, bangsa dan Negara, bukankah menjadi PARTAI KOALISI atau PARTAI OPOSISI sama mulianya dan mempunyai peluang yang sama untuk berjasa bagi rakyat, bangsa dan negara? (es-08112011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline