Sudah cukup kita menguliti Marzuki Alie. Wacana akan tetap sebagai wacana, selama masih banyak pihak yang menginginkan KPK tetap berdiri teguh dan tangguh. Mari kita segera kembali ke isue awal, sebelum Maszuki Alie menyuarakan ide yang kata orang sangat konyol. Tentang bagaimana KPK berupaya mengungkap seterang dan setuntas-tuntasnya kasus suap wisma atlit. Tentang bagaimana KPK dan Partai Demokrat menyikapi dan menindak lanjuti nyanyian Nazaruddin. Karena dibalik nyanyian Nazaruddin terdapat dugaan kasus penyelewengan anggaran negara yang lebih besar dari kasus wisma atlit, yakni kasus proyek sport center Hambalang, yang konon juga melibatkan Ketua Umum Partai Demokrat. Karena kicauan Nazaruddin juga mengungkap adanya kasus money politik yang diduga dilakukan Anas Urbaningrum, dengan menggunakan uang APBN yang dikorupsi. Tentang bagaimana Polri melakukan perburuan untuk menangkap Nazaruddin. Mantan bendahara Partai Demokrat yang konon mempunyai bukti tentang kecurangan beberapa elite partai tempatnya dulu mengabdi, dan borok beberapa oknum KPK, seperti Chandra Hamzah dan Ade Rahardja. Kita harus kembali mencermati kasus tersebut. Mendorong KPK agar lebih bernyali dan melakukan berbagai langkah terobosan untuk mengurai benang kusut kasus yang konon akan mengguncang jagat Indonesia Raya. Kita juga harus kembali mencermati langkah dan upaya Polri menangkap Nazaruddin. Untuk menutup pintu kemungkinan terjadi kecurangan dan deal-deal tertentu saat penangkapan sang buronan, karena pesanan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan untuk menyelamatkan diri dan organisasinya. Saya yakin banyak pihak yang sepakat, bahwa hal tersebut di atas akan jauh lebih bermanfaat daripada terus-menerus memfokuskan diri pada sosok yang kebetulan bernama: Marzuki Alie!(E. Sudaryanto-01082011)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H