Mungkin Ruyati tak akan selalu sendiri. 23 Rekan TKI sedang menanti giliran untuk menemani. Bahkan mungkin akan lebih banyak lagi.
Semua itu bisa terjadi, jika segenap elemen masyarakat yang menyatakan peduli, hanyut dalam euforia menghujat dan menyalahkan pemerintah. Sementara pemerintah yang dianggap gagal melindungi dan mengatasi masalah yang membelit para TKW, lebih suka larut dalam upaya pembelaan diri.
Mungkin permohonan terakhir Ruyati sebelum dieksekusi, selain harapan-harapannya terhadap keluarga, adalah agar tak ada lagi rekan TKI atau TKW di Arab Saudi yang menyusul dan menemani.
Namun harapan Ruyati tersebut pasti akan pupus, jika pemerintah dan semua pihak yang menyatakan peduli, lebih suka mengekspresikannya dengan bertengkar, saling menghujat dan membela diri.
Jika tahu hal ini, sudah pasti Ruyati akan menangis dalam kuburnya. Menangis tanpa meneteskan air mata, karena air matanya sudah habis terperas jauh-jauh hari sebelum dieksekusi.
Apakah kita tega membiarkan Ruyati lebih menderita di kuburnya, karena khawatir banyak teman yang akan menyusul dan menemaninya? Sedangkan dia telah memutuskan untuk tetap sendiri!(E. SUDARYANTO)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H