Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

Membunuh Karakter Perokok, Bukan Sebuah Dosa!

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Membunuh karakter perokok bukan sebuah dosa atau tindak pidana. Bahkan wajib kita lakukan dan berpahala!


Seperti yang kita tahu, segala upaya Pemerintah dan LSM untuk memangkas konsumsi rokok selalu mengalami jalan buntu. Bahkan ada kecenderungan peningkatan jumlah perokok pemula, terutama dikalangan remaja dan...anak-anak!


Bercermin pada pengalaman pribadi, tujuan awal para remaja saat merokok untuk pertama kali, bukanlah untuk mencari kenikmatan. Melainkan hanya untuk gagah-gagahan, agar merasa cool dan dapat diterima di kelompok tempatnya bergabung.


Peringatan atas bahaya merokok, yang ada pada setiap bungkusnya mereka abaikan, atau hanya menjadi bahan gurauan. Dan sebelum mereka sadar akan kebenarannya, mereka sudah kecanduan!


Hal ini diperparah dengan politik pencitraan yang gencar dilakukan para produsen rokok melalui kampanya iklannya. Terutama di telivisi swasta nasional, meskipun ada pengaturan jam tayang.


Mari kita perhatikan, dalam setiap iklan rokok, para laki-laki selalu dicitrakan sebagai sosok yang cool, smart, gentle, jantan dan digila-gilai para wanita cantik nan seksi.


Nah, mengapa mulai sekarang Pemerintah, LSM dan tokoh masyarakat Anti Rokok, tidak mengkampanyekan hal yang sebaliknya? Bahwa perokok, terutama mereka yang cuek merokok di ruang publik, adalah orang yang bodoh, katrok, tidak sopan dan tidak jantan! Atau dalam bahasa yang lebih vulgar, mereka adalah laki-laki BRENGSEK!

Yang menarik, upaya pembunuhan karakter ini dapat kita lakukan sendiri sekarang juga! Jika anda berdekatan dengan perokok yang cuek, meskipun tahu berada di lingkungan bukan perokok, beranikan diri untuk menegur dengan suara keras tapi sopan. Kalau perlu dengan sedikit akting batuk! Dan lihat reaksinya! Tapi jangan dilakukan, jika anda sendiri yang bukan perokok di tempat itu. Alih-alih mendapat simpati, anda malah dipermalukan!

(E. SUDARYANTO)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline