Tulisan ini tentu bukan tentang anda, tetapi tentang saya. Ketika mereview tulisan-tulisan saya di Kompasiana, saya menemukan kenyataan bahwa pemikiran saya sering tidak konsisten. Sekarang bilang A, besok B, besoknya lagi A dan besoknya lagi mungkin C. Jika rentangnya diperluas pada pemikiran-pemikiran yang belum saya tuliskan, ketidak konsistenan pemikiran saya menjadi semakin jelas. Mengapa bisa begini? Hal ini mungkin bisa terjadi karena biasanya saya langsung menuliskan apa yang saya pikirkan saat itu. Tanpa diendapkan terlebih dulu, meriset dan mengkaji secara lebih mendalam sebelum saya tuliskan dan saya publikasikan. Atau karena saya hanyalah seorang awam! Seorang yang kurang memahami politik, tetapi berani menulis soal politik. Tidak terlalu mengerti soal hukum, namun berani menulis tentang masalah hukum. Dst...dst... Kemudian seorang teman datang menghibur dan berkata: "Tak masalah jika sekarang pemikiranmu masih kacau atau tidak konsisten. Ini adalah dinamika pemikiran dalam proses pembelajaran. Terus menulis dan terus belajar. Yakinlah akan tiba waktunya pemikiranmu menjadi lebih tertata dan lebih konsisten." Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan dan memberi penekanan, "Tapi harus selalu kamu ingat. Konsisten bukan berarti tidak berubah!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H