Lihat ke Halaman Asli

Dzulfikar ali

Mahasiswa

Tindakan Promotif dan Preventif pada Kasus Cacar Monyet

Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

MUHAMAD DZULFIKAR ALI ABDULLAH / 191241141

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan kehidupan. Sehingga, tentunya kesehatan perlu dijaga dan diperhatikan. Dalam menjaga kesehatan, cara utama yang dapat dilakukan yaitu dengan penceghan penyakit.

Beberapa minggu terakhir ini, Indonesia dihebohkan dengan penyakit menular yang sedang banyak dibahas di berbagai negara, yaitu Monkey Pox atau Cacar Monyet. Mpox adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan ruam yang menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, dan energi yang rendah. Kebanyakan orang pulih sepenuhnya, tetapi beberapa orang menjadi sangat sakit. Mpox disebabkan oleh virus cacar monyet (MPXV).

Wabah global klade IIb dimulai pada tahun 2022 dan terus berlanjut hingga hari ini, termasuk di beberapa negara Afrika. Wabah klade Ia dan Ib juga meningkat di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara lain di Afrika. Hingga Agustus 2024, klade Ib juga telah terdeteksi di luar Afrika. Reservoir alami virus tidak diketahui, tetapi berbagai mamalia kecil seperti tupai dan monyet rentan.

Dalam tindak penanganan penyakit ini diperlukan kesadaran dan dukungan masyarakat secara luas. Mengapa demikian ialah karena penyebaran virus ini dinilai cukup mudah karena dapat menular melalui kontak fisik antar manusia atau dengan cakaran, gigitan dan paparan darah hewan yang telah terinfeksi. Sehingga tentunya diperlukan Kerjasama dan sinergi dari setiap lini dan elemen masyarakat. Dimulai dari  edukasi atau tindakan promotif secara luas dan masif mengenai pengertian, potensi dan cara penyebaran, gejala, serta cara pencegahan penyakit ini. Mengingat kondisi masyarakat yang sulit menerima informasi dan kurang tanggap terhadap isu seperti penyakit ini, maka diperlukan pendekatan yang bersifat adaptif dan sesuai dengan keadaan masyarakat. Sehingga masyarakat mampu menyesuaikan dan menerima arahan dan informasi secara tepat.

Selanjutnya, dilanjutkan dengan tindakan preventiv. Dimana tindakan ini merupakan bentuk aktualisasi dari tindakan promotiv. Tindakan ini juga dapat menjadi tolak ukur akan keberhasilan dari tindakan promotiv sebelumnya. Dalam tindakan preventif dapat dilakukan dengan menghindari hewan yang berisiko pembawa virus, melakukan vaksinasi serta disinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi.

Dalam lingkup yang lebih luas, pemerintah memiliki peran serta andil dalam penanganan penyakit ini. Dalam hal ini, pemerintah dapat melakukan peningkatan anggaran kesehatan, penegasan regulasi dan kebijakan kesehatan, serta mempermudah akses penelitian dan pengkajian penyakit ini.

 Menanggapi kondisi demikian, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sedang berupaya untuk terus melakukan upaya pencegahan penyebaran cacar monyet di Indonesia. Dalam keterangan yang diberikan pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia. namun demikian, pemerintah tetap berkomitmen untuk tetap melakukan tindakan preventif terhadap penyakit tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline