Lihat ke Halaman Asli

DZULFIKRI MUHAMMAD

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Bangga dan Pamer Kenakalan Remaja?

Diperbarui: 23 September 2023   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerd Altmann on Pixabay

               Hai kompasioner. Di zaman serba digital ini, hampir seluruh kalangan memiliki media sosial. Media sosial seperti hal yang wajib bagi orang-orang dimasa sekarang terutama bagi para remaja. Hampir bisa dipastikan remaja dimasa sekarang memiliki setidaknya satu akun media sosial.

               Media sosial digunakan untuk membagikan berbagai hal. Mulai dari kisah, kesuksesan, dan parahnya membagikan kenakalan dirinya sendiri. Mungkin sedikit aneh jika dikatakan membagikan kenakalannya di media sosial. Namun faktanya ada yang berbangga atas kenakalan mereka dan disebarkan di media sosial. Bahkan ada yang sengaja membuat seakan-akan ia seorang yang nakal.

               Kenakalan dikalangan remaja banyak sekali jenisnya. Mirisnya mereka tidak sadar dan tetap melakukannya. Tak sedikit juga mereka mengajak temannya untuk ikut melakukan hal yang sama. Inilah sebabnya kenakalan dikalangan remaja tetap ada. Kenakalan remaja yang dihias dengan anggapan sebuah keberanian, gagah, dan lain halnya yang menyebabkan orang tertarik untuk melakukannya.

               Hiasan akan kenakalan ini dulunya hanya sekedar dilingkungannya saja. Dengan berkembangnya zaman dan maraknya pengguna media sosial, hiasan akan keberanian melakukan kenakalan semakin meluas. Pada akhirnya membagikan kenakalan mereka menjadi sebuah ajang tersendiri. Secara tak sadar mereka merasa lebih unggul jika berhasil melakukan kenakalan yang lebih dibandingkan teman lainnya.

               Kejadian seperti ini merupakan bukti kesalahan berpikir dikalangan remaja. Usia remaja yang diharapkan mereka dipersiapkan untuk masa depan, ternyata mereka bangga akan kenakalannya. Bergesernya pola pikir ini disebabkan oleh lingkungan. Lingkungan menjadi salah satu faktor utama perubahan pola pikir serta diperkuat dengan maraknya media sosial.

               Media sosial membantu sekali dalam mengubah sudut pandang dan pola pikir. Dan inilah hasilnya mereka yang tidak kuat bertahan dari terpaan media sosial akhirnya ikut terbawa arus. Pola pikir berubah dan perilaku mengikuti apa yang sedang trend tanpa pikir panjang. Sulit sekali menghindari terpaan media.

               Media sosial yang menjadi pegangan harian dimasa kini menjadi tak terlepaskan. Sulit untuk menghindari segala informasi yang didapatkan. Tapi bukan berarti tidalk bisa menghindar. Dengan kalian memilah informasi yang didapat serta berpikir rasional sebelum bertindak membantu menjaga pergaulan. Tidak asal fomo terhadap trend juga menjadi cara terampuh dalam mengurangi trend bangga dan pamer kenakalan di media sosial.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline