Lihat ke Halaman Asli

Dzikri Ali

mahasiswa

Sosok Mang Ian: Pedagang Kaki Lima yang Terhenti Langkahnya di Tengah Jalan

Diperbarui: 17 Januari 2024   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gmaps: JL.Sariwangi/Dok Pribadi

Halo sobat! beberapa waktu yang lalu saya sempat membahas tentang kuliner: bakso ikan. Bakso ikan merupakan makanan yang sangat sering kita jumpai di daerah jawa barat. Tetapi Kali ini saya cenderung membahas sosok pedagang bakso ikan beberapa waktu lalu yang ada di desa sariwangi kec.parongpong, Bandung barat.

Hadiansyah atau yang biasa di sapa Mang Ian merupakan seorang pedagang kaki lima yang berdomisili di kecamatan parongpong, Bandung barat. Mang ian sudah berjualan kurang lebih 2 tahun di desa sariwangi. Ia kerap keliling setiap hari mendorong gerobaknya yang berwarna biru, ditambah warna coklat di setiap sudut gerobaknya. Selain berjualan Bakso ikan, Setiap paginya Mang Ian juga menjual Bubur ayam hingga siang hari, ia mengulangi rutinitas ini setiap harinya.

Mang ian terkenal dengan sosok yang ramah, santun dan terbilang senang berbicara dan bergurau. Sebelumnya ia tinggal di Kota Cimahi, tetapi karna istrinya berasal dari parongpong ia pun harus ikut tinggal Bersama istrinya di desa sariwangi. Mang ian pun telah di karuniai 3 orang anak. 

Mang Ian terbilang cukup produktif dalam berjualan. Ia berjualan dimulai dari pagi hingga petang, dari jam 8-10 pagi ia menjual bubur, kemudian dilanjut sekitar jam 2-6 sore baru ia mulai keliling dengan gerobak bakso ikan nya. Jarak yang ia tempuh selama berkeliling kurang lebih 1 kilometer, terbilang lumayan bagi para pedagang keliling (PKL).

Bakso ikan yang Mang Ian jual ini berbeda dari Bakso ikan biasanya. Menurutnya hal ini bertujuan untuk membentuk suatu inovasi seperti menambahkan variasi pelengkap terhadap Bakso tersebut, agar pembeli tidak bosan dengan menu yang ada. Bakso ini dibanderol dengan harga 2-5 ribu 1 porsinya. Jika ada kenaikan harga pada bahan dasar pada pembuatan Bakso ikan ini, harga jual tidak naik dan porsi pun masih tetap sama. Akan tetapi, Mang ian selalu mendapatkan pengurangan upah dari hasil penjualan nya.

Para pedagang pasti memiliki suka, duka, dan harapan dalam berjualan. Begitu juga Mang Ian Ia kerap kali mengeluh jika dalam keadaan sepi pembeli. Menurutnya "Sok sedih upami keur rada santei sareng usum hujan da teu tiasa icalan" ketika musim hujan dan sedang merasa sepi mang ian kerap kali merasa sedih karna tidak bisa berjualan. Kemudian harapan dan keinginan nya "kahoyong mah aya asisten kanggo penerus icalan " ingin mempunyai asisten sekaligus penerus dalam hal ini.

Perminggunya mang ian bisa mendapatkan upah kurang lebih 70-100 rb dari hasil penjualan nya. Itu pun jika pembelinya ramai dan jika tidak adanya kendala dalam berjualan seperti faktor cuaca dsb. Ironisnnya akhir-akhir ini Mang Ian jarang terlihat di sekitar pemukiman, mungkin karena adanya pesaing baru yang hadir di dekat pemukiman, membuat Mang ian mendapat penurunan minat beli dari warga Desa Sariwangi.

Bakso ikan ini biasanya bisa kalian jumpai di sekeliling Jalan Sariwangi Kec.Parongpong Kab. Bandung barat, Tepatnya di lingkungan RW 03 dekat dengan perumahan tentara (gumil). Tetapi, Bu Entin selaku tetangga dekat rumahnya pun sudah tidak pernah melihat ia mendorong gerobak bakso ikan lagi (kemungkinan sudah tidak berjualan).

Sekian pembahasan sosok pedagang (feature) kali ini, mohon maaf jika ada kesalahan pada penulisan ini, semoga bermanfaat dan menjadi pembelajaran untuk kita semua. Sampai jumpa di lain waktu sobat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline