Lihat ke Halaman Asli

Dzikri Amrullah

Selamat Datang

Euforia Piala Dunia Qatar di Bawah Tekanan Toleransi Barat

Diperbarui: 20 November 2022   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

src: youtube FIFA

Tinggal menunggu beberapa jam lagi, perhelatan sepak bola terbesar di dunia akan segera dimulai. Qatar, sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 siap membuka acara tersebut dengan serangkaian acara spektakuler. Tuan rumah yang berada di wilayah Timur Tengah itu telah mempersiapkan sejak 12 tahun lalu, tepat ketika FIFA secara resmi menunjuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pada tahun 2010.

Beberepa stadion dibangun khusus untuk perhelatan 4 tahunan itu. Stadion Al Bayt, salah satu stadion terbesar kedua di Qatar telah disiapkan untuk menjadi tempat opening ceremony pada Minggu malam, sekitar pukul. 21.45 WIB. Qatar akan menunjuan kepada dunia bahwa negaranya mampu menyelenggarakan event internasional dengan sungguh-sungguh. Sejumah artis top dunia siap mengisi kemeriahan tersebut, mulai dari The Black Eyed, Nora Fatehi, hingga K-Kop BTS dan Jungkook.

Selepas opening ceremony, acara langsung disusul dengan pertandingan pembuka yang berada di Grup A. Qatar, sebagai tuan rumah yang tergabung dalam Grup A akan menjadi tim pembuka di Piala Dunia 2022 melawan tim asal Amerika Latin, Ekuador. Stadion Al Bayt yang memiliki kapasitas 60.000 penton tersebut akan menjadi saksi sejarah sepak bola dunia.

Pada malam nanti, langit Qatar akan benar-benar cerah dengan kilauan cahaya lampu dan kembang api. Sejumlah penonton baik dalam maupun luar negeri telah hadir di Qatar beberpa hari yang lalu. Ribuan orang akan berkumpul di sana menyambut pesta sepak bola terbesar di dunia. Jutaan mata akan tertuju ke sana. Tidak ketinggalan, sejumlah stasiun televisi di dunia akan menyiarkanya secara langsung.

Menjadi tuan rumah event internasional tentu memiliki tantangan tersendiri, terlebih Qatar merupakan Negara Timur Tengah pertama yang menjadi tuan rumah. 

Beberapa kontroversi yang hangat telah diangkat. Sejumlah isu kemudian bermunculan ke public setelah 12 tahun penetapan Qatar sebagai tuan rumah, beberapa diantaranya mengenai hak asasi manusia dan kebudayaan yang jauh berbeda dengan beberapa tuan rumah piala dunia sebelumnya. Piala Dunia 2022 akan menjadi warna baru dalam sejarah sepak bola dunia.

Melalui konferensi persnya yang berlangsung pada Sabtu, 19 November 2022 lalu, Presiden FIFA Gianni Infantino seperti mengungkapkan puncak kekesalanya terhadap dunia, terutama orang-orang barat mengenai Qatar. Gianni Infantino seperti geram mendengar beberapa tuduhan yang dilancarkan terhadap Qatar, sehingga ia mengatakan bahwa "West of Hypocrisy". Barat dinilai munafik atas tuduhanya selama ini terhadap Negara muslim itu.

"This one-sided moral lesson is just hypocrisy. I wonder why no-one recognises the progress made here since 2016," ujar Presiden FIFA, Gianni Infantino, dikutip dari BBC.

Pada tahun 2021 lalu, surat kabar Inggris, The Guardian memberitakan bahwa terdapat 6.500 pekerja migram meninggal dunia sejak Qatar ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia. 

Namun begitu, Qatar dengan tegas membantahnya, bahwa kematian tersebut tidak memiliki kaitan secara langsung dengan proyek pembangunan Piala Dunia 2022. Qatar mengklaim hanya 37 orang yang meninggal dalam pengerjaan proyek Piala Dunia sejak 2014 hingga 2020, tiga diantaranya terkait langsung dengan pekerjaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline