Lihat ke Halaman Asli

Dzikra Nabila 2205110848

Mahasiswa Universitas Riau

Tepatkah Subsidi BBM Dialihkan Menjadi Bansos?

Diperbarui: 11 September 2022   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi/net

Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar, serta jenis Pertamax.

Dengan kenaikan ini, maka harga Pertalite yang awalnya Rp 7.650 perliter sekarang menjadi Rp 10.000 dan Solar Rp 6.800 dari awalnya Rp 5.150 per liter.

Sedangkan harga BBM jenis Pertamax menjadi Rp 14.500 atau naik sebesar Rp 2.000.

Kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Karena alasan subsidi BBM jadi beban APBN karena tembus angka Rp.520 triliun mengindikasikan bahwa kinerja menteri keuangan gagal kelola anggaran.

Menurut saya dana subsidi BBM yang dialih fungsikan menjadi Bansos sangatlah tidak tepat karena bansos juga kebanyakan tidak tepat sasaran.

Cara pemerintah mengklasifikasikan rakyat miskin sangatlah tidak efektif karena banyak rakyat yang mampu juga mendapatkan bansos.

Kebijakan menaikkan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah harus di evaluasi kembali, apakah akan menambah kesejahteraan rakyat atau malah menambah derita rakyat dalam hal ekonomi.

Jika memang harus di naikkan tentunya kebijakan tersebut harus diikuti dengan kebijakan ekonomi lain yang membantu ekonomi rakyat menengah kebawah. Jangan sampai kebijakan yang di ambil tidak mencerminkan kepentingan terhadap rakyat. 

Menaikkan harga BBM hanya akan menambah penderitaan rakyat saja. Keputusan pemerintah memberikan bansos Rp.150.000 per bulan selama 4 bulan sangat tidak efektif. Lalu apa yang akan terjadi setelah 4 bulan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline