Halo Sobat Kompasiana!
Kita berjumpa lagi, pada kesempatan kali ini aku akan membahas tentang Fitrah Pendidikan.
Secara etimologi kata al-fitrah berasal dari bahasa arab yang berarti perangai, tabiat, kejadian, asli, agama, dan ciptaan.
Kata al-fitrah sendiri mengandung beberapa makna yaitu kecenderungan alamiah yang dibawa sejak lahir, penciptaan sesuatu yang menyebabkannya ada untuk pertama kalinya, dan secara agama atau tauhid/mengesakan tuhan.
Sejak awal tumbuh sebagai manusia, pengakuan terhadap adanya Sang Pencipta itu merupakan fitrah. Karena pada hakekatnya dalam diri manusia ada fitrah untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat dan selalu ada perasaan untuk terus menerus mengikuti jalan agama yang benar. Dan inilah fitrah manusia yang sesungguhnya, yang diajarkan Islam.
Kaitan fitrah dengan pendidikan adalah aspek yang ada dalam pendidikan Islam itu sendiri, yaitu upaya untuk menumbuh kembangkan potensi manusia yang dibawa sejak lahir, dan potensi inilah yang disebut dengan fitrah. Maka fitrah manusia yang berupa potensi perlu diusahakan dengan pendidikan agar tumbuh dan berkembang.
Cara mengembangkan potensi (fitrah) dalam pendidikan Islam menurut Dr. Jalaluddin:
- Pendekatan Filosofis
- Pendekatan Kronologis
- Pendekatan Fungsional
- Pendekatan Sosial
Fitrah dalam konteks pendidikan mengacu pada potensi alamiah yang dimiliki oleh setiap individu untuk tumbuh dan berkembang secara moral, intelektual, dan spiritual.
Kajian fitrah dalam konteks pendidikan melibatkan pemahaman terkait bagaiman konsep fitrah dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Hal ini melibatkan penerapan nilai-nilai moral, etika, dan pengembangan karakter dalam kurikulum pendidikan.