"Menulis adalah proses menebar kebaikan menuju keabadian"
Dizaman saat ini, orang-orang banyak terlalaikan dalam melakukan perkara-perkara yang kurang bermakna. Terutama para pemuda. Tenggelam dalam arus globalisasi yang begitu deras perkembangannya yang berujung pada terjebaknya akan informasi yang tidak jelas kebenarannya hingga pemuda yang menjadi kurir pembawa berita kebohongan (hoax). Apa yang terjadi pada kondisi saat ini, adalah indikasi bahwa pemuda saat ini adalah objek dari perubahan. Padahal seharusnya pemuda adalah subjek dari perubahan kearah yang lebih baik.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk membawa perubahan adalah dengan menulis. Ada sebuah inspirasi lewat kalimat yang pernah disampaikan oleh seorang tokoh bernama Promoedya Anantha Toer. Beliau pernah mengatakan "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah".
Kalimat tersebut mungkin sudah sering dibaca atau didengar oleh banyak orang. Namun, ironinya banyak sekali yang menganggap apa yang disampaikan oleh sastrawan besar yang dimiliki oleh negeri ini hanyalah sebuah kalimat tak bermakna. Padahal jika kita mampu memaknaiya dengan baik dan benar kalimat tersebut akan dapat memotivasi kita untuk menjadi subjek kebaikan dan objek keabadian ditengah masyarakat. Salah satu caranya langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menulis.
Menulis merupakan keahlian yang sudah seyogyanya dimiliki oleh setiap individu. Sebagaimana yang kita ketahui menulis adalah kebiasaan orang-orang hebat. Hal ini dapat dibuktikan dengan karya-karya tulisan yang hasilkan oleh mereka yang sudah membawa harum negeri ini. Andrea Hirata, pemuda asli belitong dengan karyanya yang berjudul Laskar Pelangi telah mengenalkan Belitong dan Indonesia kepada dunia mancanegara. Ini adalah contoh bahwa pemuda saat ini sudah seharusnya harus mampu menebar manfaat dan mengharumkan nama negeri, salah satunya berkarya melalui menulis.
Teladan untuk menulis juga telah dicontohkan oleh ulama-ulama islam pada zaman dahulu. Begitu banyak kontribusi besar yang diberikan oleh ulama-ulama melalui karya tulisannya. seperti Imam An-Nawawi, Imam Al-Ghazali, Ibnu Sina, Imam Asy-Syafii dan masih banyak lagi. Karya tulis mereka tidak hanya pada bidang ilmu agama, tetapi juga dalam ilmu pengetahuan seperti kedokteran, filsafat, hingga sejarah. Pada akhirnya, nama-nama mereka akan selalu dikenang karena karya-karya tulisan yang mereka ciptakan dan berguna dalam perkembangan ilmu pengetahuan sampai saat ini hingga nama-nama mereka selalu dikenang sepanjang sejarah.
Menulis adalah tindakan yang dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa harus menjadi orang ulama atau orang hebat telebih dahulu. Dimulai dengan menulis hal-hal sederhana yang kita sukai seperti menulis puisi, cerpen, atau opini. Lakukanlah hal tersebut secara terus menerus hingga menulis menjadi bagian dari kebiasaan kita.
Begitu banyak manfaat yang didapatkan ketika menulis adalah hal yang patut untuk diketahui sehingga membuat kita semangat dalam menulis. Dengan menulis kita bisa menyebarkan dan mengajak kebaikan. Keyakinan seperti ini harus selalu terpatri pada setiap orang apalagi dunia yang kini semakin terkoneksi akibat globalisasi. Keyakinan tersebut akan memunculkan diri kita untuk menulis hal-hal yang bermanfaat. Tidak hanya untuk diri kita namun untuk orang-orang yang akan membacanya. Dengan menulis kita juga bisa berbagi pengalaman, menebar inspirasi, bertukar pikiran yang dapat memberikan banyak manfaat bagi orang-orang disekitar kita.
Akan tetapi, dalam prosesnya akan banyak sekali hambatan dan tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, diperlukan motivasi yang besar dan tekad yang kuat dalam menulis. Motivasi menulis tentunya dapat diambil dari mereka orang-orang yang telah hebat karena menulis. Baik tokoh besar islam pada zaman dahulu hingga pemuda-pemuda hebat dengan karya yang luar biasa pada zaman saat ini. Ingatlah, tidak perlu menunggu hebat untuk memulai menulis tapi menulislah untuk menjadi orang hebat.
Kesulitan yang dialami ketika memulai menulis adalah tantangan yang sehausnya mampu mengunggah dan memotivasi kita untuk semakin semangat dalam menulis. Jangan sampai mengalami kesulitan dalam proses awal menulis membuat kita mengurungkan niat untuk menulis. Sudah saatnya pemuda-pemuda saat ini berkarya lewat tulisan. Meneruskan praktik baik yang dilakukan oleh ulama-ulama islam dan orang-orang hebat setelahnya. Negeri ini butuh pemuda yang membawa perubahan tidak melalui lisan namun juga melalui tulisan. Pemuda yang semangat menulis untuk selalu menyebarkan ilmu dan kebaikan kepada orang-orang disekitarnya. Selamat menulis!