Hilal telah tampak di ufuk barat tanda bahwa Ramadhan telah meninggalkan kita, itu juga pertanda bahwa hari kemenangan telah tiba, hari raya idul fitri. Kemenangan bagi umat Islam yang telah menjalankan puasa sebulan penuh. Sholehah termenung raut muka nampak sedih, ia belum bisa membelikan baju lebaran buat anak laki-laki tercintanya Iqbal. Semenjak ditinggal pergi suaminya sebulan yang lalu keadaan ekonominya kurang menentu. Apalagi pekerjaannya yang tidak menentu kadang menjadi tukang cuci, kadang berjualan jajanan makanan. Belum lagi ditambah wabah corona yang sedang melanda menambah sulit keadaan ekonominya.
Adzan maghrib telah berkumandang, pekik suara takbir telah dikumandangkan, namun Sholehah masih termenung, tiba-tiba ia dikejutkan oleh sebuah tepukan dan suara dari belakangnya. Bu, sudah adzan ayo kita berbuka, Iqbal mengajak ibunya berbuka puasa. Iya, nak, jawab Ibunya. Kenapa Ibu melamun dan nampak sedih begitu? Tanya, Iqbal kepada Ibunya. Ibu sedih karena belum bisa membelikan baju baru buat kamu lebaran ini Bal, jawab Ibunya. Iqbal yang masih duduk dibangku SD itu tersenyum melihat Ibunya. Itu yang Ibu pikirkan. Ibu gak usah sedih masalah itu, Iqbal gak apa-apa kok bajunya gak baru. Iqbal ngerti kondisi kita sekarang semenjak ditinggal oleh Bapak.
Baju baru gak penting Bu, yang penting hati kita yang baru putih bersih dari noda dan dosa setelah ramadhan ini, Bu. Ibunya tersentak kaget mendengar jawaban anaknya, ia menitikan air mata mendengar jawaban itu. Masya allah nak, terima kasih engkau mengerti, terima kasih engkau telah mengingatkan Ibu. Betul katamu nak, kata Ibunya menimpali perkataan Iqbal. Baju baru memang gak penting, apa artinya baju baru kalau hati dan jiwa kita tidak baru, tidak bersih, tidak putih dari noda dan dosa. Ibarat baju yang lusuh dan sudah lama kalau hati kita tidak bersih dari noda dan dosa. Sehingga tidak tampak indah di mata Allah meskipun bajunya baru bagus dan indah. Namun bila hatinya baru, jiwanya baru bersih dari noda dan dosa akan tampak indah dan mempesona meskipun di mata meskipun bajunya tidak baru.
Alhamdulillah terima kasih Ya Allah, engkau telah karuniakan kepadaku anak yang baik dan shalih seperti Iqbal, Sholehah bersyukur dikaruniai anak seperti Iqbal. O iya Ibu Iqbal ke masjid dulu ya Bu. Iya nak. Ibu mau menyiapkan makan dulu untuk berbuka puasa. Iqbal segera berbegas mengambil air wudhu dan pergi ke masjid yang tidak jauh dari rumahnya. Iqbal termasuk anak yang rajin mengaji dan rajin ke masjid. Mungkin karena didikan ayahnya yang semenjak kecil suka diajak mengaji dan berjamaah di masjid oleh almarhum Ayahnya.
Usai dari masjid ia bergegas pulang ke rumah untuk makan bersama Ibunya, Bu, nanti Iqbal mau takbiran di masjid, kata Iqbal meminta izin kepada Ibunya. "Iya nak, tapi kalau udah mengantuk segera pulang ya, jawab Ibunya. Iya Bu.
Setelah makan usai dan adzan Isya dikumandangkan Iqbal segera bergegas menuju masjid untuk menunaikan shalat Isya'. Usai shalat ia langsung bergabung bersama dengan teman-temannya untuk takbiran di masjid. Tahun ini tidak ada takbir keliling karena sedang ada wabah corona yang mengancam, sehingga takbirannya cukup di masjid masing-masing. Setelah jam menunjukkan pukul 22.00, ia mulai mengantuk dan pulang ke rumah bersama kawan-kawannya.
Keesokan harinya Iqbal dan Ibunya bersiap-siap untuk segera berbegas menuju halaman masjid untuk menunaikan shalat Id berjamaah, namun hanya untuk satu lingkungan saja. Karena untuk menghindari penularan dan penyebaran virus corona covid-19. Usai menunaikan Shalat Id Iqbal dan Ibunya bergegas pulang, namun di tengah jalan saat berada di depan rumah Pak Rahman, mereka berdua dihentikan. Bu Sholehah, Iqbal berhenti sebentar, Pak Rahman berseru menghentikan mereka berdua. Iya Pak, Ada apa? Tanya Bu Sholehah. Maaf Bu Solehah dan Iqbal ini ada sedikit hadiah dari saya dan Istri, ini buat Iqbal dan ini buat Ibu, jelas Pak Rahman sambil menyerahkan dua buah bungkusan. Masya Allah terima kasih banyak Pak. Sama-sama Bu, Jawab Pak Rahman.
Kalau begitu saya permisi pak, sekali lagi terima kasih banyak Pak, silahkan Bu, iya sama-sama. Keduanya lantas bergegas pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Iqbal langsung membuka bungkusan hadiah yang diberikan oleh Pak Rahman, ternyata satu setel baju koko lengkap dengan pecinya. Alhamdulillah ternyata baju baru Bu. Syukur Iqbal kepada Allah. Alhamdulillah nak, kamu akhirnya dapat baju baru juga. Ibunya menyahut. Iya, Bu. Sholehah tampak bahagia melihat anak kesayangannya mendapatkan hadiah baju baru di hari lebaran ini.
Semoga berkah ya nak, dan semoga Pak Rahman diberi keluasan rezeki oleh Allah, senantiasa mendapatkan curahan rahmat dan kasih sayang-Nya. Iya Bu, Pak Rahman orangnya Baik ya Bu, semoga Allah senantiasa karunikan kekuatan, kesehatan, dan panjang umur ya Bu, buat beliau dan istrinya. Aamiin, Sholehah mengamini doa anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H