Lihat ke Halaman Asli

Bang Pray

Educator, Microsoft Inovative Educator, Writer

Memilih Sahabat yang Baik

Diperbarui: 19 April 2020   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://student-activity.binus.ac.id

Pragmatisme dan Hedonisme yang melanda kehidupan manusia modern saat ini membuat kita kesulitan untuk mencari sahabat yang baik dan tulus dalam menjalin hubungan persahabatan. 

Tidak sedikit orang yang bersahabat hanya karena mereka ingin mencari keuntungan pribadi, sebab sahabat yang dipilihnya adalah orang yang kaya. Adapula yang memilih sahabat hanya karena ia selalu mendukung entah yang dilakukannya itu baik atau buruk pokonya selalu mendukung.

Kaya bukan sebuah ukuran untuk memilih sahabat, bahkan orang yang selalu mendukung apa yang kita lakukan entah baik atau buruk juga bukan ukuran sahabat yang baik. 

Lantas bagaimana menentukan ciri dari sahabat yang baik. Ada sebuah adagium Arab yang mengingatkan kita sebuah ciri dari sahabat yang baik untuk kita pilih, yang mana bunyi pepatah tersebut adalah:

"Sebaik-baik sahabat adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan."

Mengapa kita memilih sahabat yang menunjukkan kebaikan? Sebab sahabat yang seperti ini akan mengingatkan kita tatkala kita berbuat salah atau mengerjakan keburukan.

Sahabat yang menunjukkan kepada kebaikan tentunya dia juga memiliki akhlak dan kepribadian yang baik. Sehingga kita akan ikut termotivasi dengan kebaikan dan kebagusan akhlak yang dimilikinya. 

Sebaliknya jika kita memiliki sahabat yang memiliki peringai atau akhlak yang buruk maka besar kemungkinannya peringai buruknya akan menular kepada kita. Sebab akhlak yang buruk itu menular, kata sebagian ahli hikmah.

Lihatlah bagaimana pergaulan anak zaman sekarang? Teman pergaulan akan sangat berpengaruh pada perilaku seseorang dalam kesehariannya. Kalau temannya suka merokok dan kebut-kebutan, otomatis mereka yang berteman dengannya akan terpengaruh. 

Makanya orang tua zaman sekarang sangat menghawatirkan pergaulan anaknya. Sehingga banyak yang memasukkan anak=anaknya ke Pondok Pesantren sebab pergaulan dan pertemanan mereka akan lebih terjaga jauh dari perilaku buruk atau pergaulan yang kurang baik. 

Sebab di pesantren, lingkungan diciptkan dan diatur sedemikian rupa untuk kepentingan pendidikan. Sehingga tercipta lingkungan yang kondusif untuk belajar dan membina mental karakter anak didik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline