Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia terlena darinya; yaitu kesehatan dan waktu luang (HR. Al-Bukhari). Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mendapat nikmat yang di berikan oleh Allah SWT. Di antara nikmat itu yang memang sering kita remehkan dan baru kita sadari setelah kenikmatan itu sirna.
Kesehatan yang Allah karuniakan kepada kita, baru kita tangisi setelah kita dirundung sakit, sebagaimana juga waktu luang seringkali baru kita sesali tatkala kita sedang dilanda kesibukan.
Islam sangat menyadari bahwa jiwa manusia tidak bisa dipaksakan untuk menggunakan waktu yang dimilikinya untuk hal-hal yang serius dan berat, tetapi islam juga tidak menyerahkan dan membebaskan sepenuhnya kepada mereka untuk menghabiskan waktu luangnya sesuai dengan selera hawa nafsu semata.
Jadi, Islam tidak terlalu mengekang, tepai juga tidak membebaskan. Allah berfirman dalam surat al-mukminun : Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main.
Umar bin Khatab juga mengatakan "Bila aku menilai seseorang kemudian kulihat dia tidak berada dalam suatu kesibukan, baik yang menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat maka orang itu gugur dalam pandanganku."
Kita harus menyadari. Bahwa semua yang kita lakukan harus bermamfaat. Kadang kita memiliki banyak waktu dan kita tidak tahu harus melakukan sesuatu kegiatan. Maka, disini kita harus menjadi orang yang bisa memilah-milah setiap pekerjaan yang dilakukan. Apakah itu bermamfaat dan tidak.
Waktu luang dan kesibukan adalah dua kutub yang berbeda. Namun jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari keduanya terkait. Ketika seseorang memiliki waktu luang, tentunya ia sangat membutuhkan kesibukan.
Begitu juga kita seseorang sibuk maka ia sangat membutuhkan waktu luang. Bahkan ada orang yang mengatakan "andai waktu lebih dari 24 jam" Betapa berarti dan berkesannya kehidupan yang kita lakukan jika bisa memamfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Hanya ada satu kata saja bagi orang yang tidak bisa memamfaatkan waktunya "andai".
Rasulullah SAW mengajarkan agar setiap Muslim menghargai waktu, utamanya waktu 'sekarang', karena waktu yang selalu tersedia bagi kesempatan itu ialah 'sekarang'.
'Sekarang' adalah kesempatan yang terbaik."Apabila engkau berada pada petang hari, janganlah mengulur-ulur urusanmu sampai besok, dan apabila engkau berada di pagi hari, jangan menunda urusanmu sampai petang. Ambillah kesempatan waktu sehatmu sebelum datang sakit, dan kesempatan hidupmu sebelum matimu." (HR Bukhari).
Dari sabda Rasulullah SAW di atas, kita dapat memahami bahwa mengulur-ulur waktu, menunda pekerjaan, dan menyia-nyiakan kesempatan sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam. Kebiasaan mengulur waktu dan menunda kerja yang dilarang Rasulullah SAW itu jika diteruskan akan membuat umat Islam tertinggal dan lemah.