Lihat ke Halaman Asli

Bang Pray

Educator, Microsoft Inovative Educator, Writer

Tutur Kata yang Manis Memperbanyak Saudara

Diperbarui: 4 April 2020   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu memiliki ketergantungan dan membutuhkan  orang lain dalam hidupnya, baik itu saudara, kerabat, sahabat atau yang lainnya, mereka selalu mendambakan hidup yang damai dan harmonis,firman Allah swt.:

Artinya: " Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara."(Qs.Al-Hujurat:10)

Persaudaraan merupakan salah satu nilai yang agung dalam Islam. Persaudaraan yang kuat berlandaskan aqidah yang lurus merupakan persaudaraan yang kokoh dan menjadi kunci untuk membangun  masyarakat madani yang diridhai oleh Allah swt.

Secara naluri, setiap orang mempunyai keinginan untuk dapat berbuat kebaikan kepada orang lain, namun terkadang keinginan itu tidak dapat direalisasikan hanya karena alasan keterbatasan materi, padahal sesungguhnya, masih banyak cara dan jalan untuk dapat mewujudkan cita-cita suci tersebut, salah satu diantaranya adalah berusaha untuk selalu manis dalam bertutur kata. Memuji orang yang berbuat baik sekecil apapun, tidak membentak, tidak menghina dan lain sebagainya adalah sedekah, Rasulullah bersabda "tutur kata  yang baik adalah sedekah" (HR. Bukhari-Muslim).

Man 'adzuba lisaanuhu katsura ikhwaanuhu (Siapa yang manis tutur katanya banyak saudaranya). Begitulah adagium arab menggambarkan keutamaan bertutur kata yang manis, sebagaimana yang diungkapan oleh Rasulullah saw diatas. Dalam adagium tersebut diungkapan bahwa barang siapa yang bertutur kata yang manis akan mendapatkan banyak saudara atau teman. Tutur kata yang baik dan manis akan membuat orang senang. Jika seseorang  senang terhadap tutur katanya yang menyenangkan maka iapun akan senang untuk bergaul dan bersahabat denganya. Sebaliknya jika tutur katanya menyakitkan hati tentu ia malas untuk bergaul dan bersahabat dengannya.

Allah telah menjanjikan surga bagi hambanya yang selalu berusaha berkata baik sebagaimana sabda Rasulullah Saw, yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda "di dalam surga terdapat sebuah kamar yang terlihat bagian luarnya dari dalam dan bagian dalamnya dari luar" seorang sahabat bernama Abu Malik al-Asy'ari bertanya! untuk siapakah kamar itu wahai Rasulullah? Rasulullah Saw menjawab, "kamar itu disediakan bagi orang yang bertutur kata baik, orang yang memberi makan orang lain, dan untuk orang yang shalat malam saat manusia sedang tertidur" (HR.Thabrani dan al-Hakim), "amalan yang dapat memasukkan seorang ke dalam surga adalah: memberi makan orang lain, menyebarkan salam, dan bertutur kata yang baik" (HR.Thabrani).

Dalam riwayat yang lain diceritakan pula oleh al-Bazzar dari Anas, dia berkata bahwa seseorang pernah berkata kepada Rasulullah Saw, ajarilah aku suatu amalan yang dapat membuatku masuk surga!, Rasulullah bersabda "berilah makan, sebarkanlah salam, perindahlah ucapan, dan shalatlah di malam hari saat manusia sedang tertidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat" (Hadis Shahih)

Semua hadis di atas menunjukkan kepada kita betapa tutur kata yang baik memiliki posisi yang tinggi dalam Islam, ia adalah manifestasi dari kesalehan. Membahagiakan keluarga, tetangga, atau orang yang tidak kita kenal sekalipun tidak hanya bisa diukur lewat materi saja, akan tetapi semua yang terbaik yang kita miliki dapat kita jadikan sebagai ladang ibadah meski hanya sekedar tutur kata yang baik.

Dengan harta kita bisa bersedekah dan berempati, dengan salam kita dapat menebarkan keselamatan, dan dengan kata yang indah dan baik kita dapat  menebarkan kedamaian dan ketenangan. Bukankah Rasulullah Saw, pernah bersabda, "...takutlah kalian kepada neraka walaupun dengan sepotong kurma, dan barang siapa yang tidak mampu menginfakkan sepotong kurma, maka hendaknya bertutur kata yang baik" (HR.Bukhari-Muslim).

Persaudaraan karena Allah merupakan ikatan yang paling kokoh dan teguh mengikat hati manusia tanpa disertai keterpaksaan dan kepalsuan karena ia merupakan ikatan Illahi yang tidak mungkin ditemukan tandinganya.

Generasi pilihan dengan persaudaraan yang kokoh yaitu generasi dakwah islamiyah (Nabi Muhammad saw).Generasi ini benar-benar mengamalkan nilai-nilai yang agung dalam ukhuwah islamiyah, sehingga mampu meraih kejayaan dan kemenangan. Mereka tegas dan tanpa ragu-ragu memisahkan diri dari orang-orang yang menentang dan menghalangi langkah benar mereka sekalipun mempunyai hubungan darah yang dekat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline