Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Dzaki Zaidan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Ketika Senyap Merajai Kisah Haru di Balik Pernikahan yang Sirna

Diperbarui: 30 Desember 2023   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Sebuah pernikahan, suatu ikatan sakral yang diimpikan oleh banyak orang sebagai awal dari petualangan seumur hidup. Tetapi, tak semua cerita pernikahan memiliki akhir yang bahagia. Ini adalah kisah tentang seorang wanita yang harus merasakan pahitnya kehidupan yang merosot dan senyap merajai dalam pernikahannya.

Pagi itu, mentari bersinar terang, menciptakan siluet hangat di langit. Tetapi di dalam rumah itu, suasana begitu sunyi. Rumah tangga yang dulu dipenuhi tawa dan canda, kini tergantung di ujung jurang kehancuran. Nama wanita itu adalah Sara, seorang wanita muda yang dulu merasa bahwa cinta itu bisa mengatasi segalanya.

Sara dan Richard, pasangan muda yang pernikahannya diwarnai oleh impian dan cita-cita bersama. Mereka membangun pondasi rumah tangga mereka di atas cinta dan kepercayaan satu sama lain. Namun, seperti yang sering terjadi dalam hidup, takdir memainkan peran yang tak terduga.

Dalam setahun pernikahan mereka, Sara dan Richard mulai merasakan getaran kehidupan yang berubah. Richard, yang dulu penuh perhatian, mulai tenggelam dalam pekerjaannya yang menuntut waktu dan energi. Pekerjaan barunya yang membutuhkan perjalanan jauh membuat mereka semakin terpisah. Hari-hari berlalu seperti bayangan, dan Sara merasa seperti dia berbicara dengan seorang asing.

Tidak ada lagi malam-malam panjang yang dihabiskan dengan berbicara tentang masa depan, mimpi, dan ketawa bersama. Mereka terjebak dalam rutinitas yang membosankan, dimana kehadiran satu sama lain hanya terasa seperti bayangan yang melewatinya. Ketidaksetaraan perhatian dan waktu membuat hati Sara terasa semakin berat.

Puncak dari semua itu datang pada malam yang hujan lebat. Sara pulang lebih awal dan menemukan rumah mereka hampa. Richard, yang selalu menjadi teman sekaligus kekasih, tidak ada di sana. Sara mencoba menelponnya berkali-kali, tetapi panggilannya tidak pernah dijawab. Kekhawatiran dan rasa takut merayap dalam hatinya.

Baru beberapa jam kemudian, Richard muncul dengan wajah pucat lesi. Dia membawa berita yang merobek hati Sara: kecelakaan tragis telah merenggut nyawa sahabat karib mereka, Michael. Dalam sekejap, hidup Sara runtuh. Tapi, tidak hanya itu yang merobek hatinya.

Pada saat-saat genting itulah, Sara menyadari bahwa Richard telah menutup pintu hatinya untuknya. Dia mencari dukungan dan kenyamanan di luar sana, meninggalkan Sara sendirian dengan rasa sakit dan kehilangan. Malam itu adalah malam terakhir mereka tidur di tempat tidur yang sama. Tak ada kata-kata terucap, hanya senyap yang membunuh suasana.

Sejak saat itu, rumah tangga mereka hanyalah ilusi. Sara dan Richard menjalani hidup mereka seperti dua orang asing yang terjebak dalam ikatan yang tak terputus. Kebersamaan fisik tidak lagi memberikan kehangatan seperti dulu, dan senyap merajai setiap sudut rumah mereka. Sara mencoba menghidupkan kembali percikan cinta yang dulu membara, tetapi Richard hanya menjawabnya dengan dingin dan jauh.

Bagi Sara, hari-hari yang berlalu menjadi semakin sulit. Dia merasa terasing dan terlupakan di dalam rumah tangganya sendiri. Setiap kali dia menatap mata Richard, dia merasakan kehilangan yang mendalam. Bahkan senyap pun terasa lebih baik daripada kehampaan dan kekosongan yang kini menghiasi pernikahannya.

Dalam kepedihan itu, Sara menemukan kekuatan untuk membuat keputusan sulit. Ia menyadari bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan dirinya tidak dapat tergantung pada seseorang yang telah lama kehilangan cahaya matahari di dalam dirinya. Dengan perasaan hancur, Sara memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline