Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Dzaki Zaidan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Perjalanan yang Membuka Mata

Diperbarui: 1 November 2023   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Hari itu, matahari terbit dengan gemilang di langit cerah. Di sebuah desa kecil yang terletak di tengah perbukitan, tinggal seorang pemuda bernama Arief. Ia adalah seorang pemuda yang selalu bercita-cita tinggi, meskipun hidupnya di dunia yang sederhana. Sejak kecil, Arief bermimpi untuk melihat dunia luar dan menjalani petualangan yang menakjubkan.

Namun, selama ini, Arief hanya mendengar cerita-cerita tentang dunia luar dari orang-orang yang pernah berkunjung ke desanya. Dia selalu merasa penasaran, dan hatinya selalu terbakar dengan semangat petualangan. Suatu pagi, saat duduk di bawah pohon rindang, dia mendengar tentang kota besar yang terletak di seberang perbukitan. Itu adalah kota yang jauh dari desanya, sebuah tempat yang selalu menjadi mimpinya.

Arief mulai menyusun rencana untuk pergi ke kota besar itu. Dia tahu perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi tekadnya tidak pernah luntur. Dia berbicara dengan keluarganya tentang rencana ini, dan mereka memberinya restu dengan harapan agar dia selalu aman.

Pagi-pagi buta, Arief mengenakan pakaian sederhana dan membawa tas kecil yang berisi beberapa perbekalan. Ia meninggalkan desa kecilnya dengan penuh semangat. Selama berhari-hari, dia berjalan melalui hutan, melewati sungai, dan melintasi lereng-lereng bukit. Ia menghadapi tantangan besar, seperti cuaca yang tidak menentu dan hewan liar di hutan, tetapi dia terus maju dengan tekadnya.

Selama perjalanan, Arief bertemu dengan banyak orang baik yang memberinya bantuan dan nasehat. Mereka memberinya makanan, tempat tinggal sementara, dan pelajaran tentang hidup di luar desanya. Arief belajar banyak tentang keramahan dan kebaikan manusia dari orang-orang yang dia temui di sepanjang perjalanan.

Setelah berminggu-minggu berjalan, Arief akhirnya tiba di kota besar yang selama ini menjadi mimpinya. Dia terpesona oleh gemerlap lampu-lampu kota, gedung-gedung tinggi, dan keramaian jalanan. Semua yang dia lihat begitu berbeda dari desa kecilnya. Dia merasa seolah-olah dia telah memasuki dunia yang sama sekali baru.

Arief menjelajahi kota itu dengan penuh antusiasme. Dia mengunjungi museum, taman, dan berbicara dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Dia merasa terkesan dengan keragaman budaya dan gaya hidup yang ada di kota besar itu. Namun, di tengah kegemparannya, Arief juga melihat sisi lain kota yang tidak pernah dia dengar sebelumnya. Ada kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan juga orang-orang yang hidup dalam kemiskinan.

Selama beberapa bulan, Arief menjalani kehidupan di kota besar itu. Dia bekerja paruh waktu untuk membiayai dirinya sendiri dan juga untuk belajar lebih banyak tentang kehidupan di kota. Ia merasa terkejut melihat bagaimana masyarakat kota hidup dengan berbagai tantangan dan kesulitan yang berbeda dengan desanya.

Waktu berlalu, dan Arief mulai merindukan desanya. Dia merindukan rumahnya, keluarganya, dan suasana damai di sana. Meskipun ia telah belajar banyak tentang dunia luar dan pengalaman hidup yang berharga, hatinya selalu kembali pada desanya yang sederhana.

Akhirnya, Arief memutuskan untuk kembali ke desanya. Dia tahu bahwa petualangannya di kota besar telah membuka mata dan hatinya. Dia ingin menggunakan pengalaman dan pengetahuannya untuk membantu desanya dan orang-orang yang tinggal di sana. Arief kembali dengan semangat baru untuk berkontribusi pada komunitasnya dan menginspirasi orang lain untuk bermimpi dan menjalani petualangan mereka sendiri.

Seiring berjalannya waktu, cerita tentang perjalanan Arief menjalar ke seluruh desa. Orang-orang di desanya terinspirasi oleh tekad dan semangatnya, dan mereka mulai berani bermimpi lebih besar. Arief telah membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil, asalkan kita memiliki tekad yang kuat. Dan akhirnya, Arief menyadari bahwa petualangan terbesar dalam hidupnya adalah perjalanan menuju pemahaman, penerimaan, dan cinta pada tempat yang disebut "rumah."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline