Suatu kebahagiaan tersendiri untuk seorang angelin ia merupakan seorang anak yang terlahir dari keluarga yang serba ada,namun alangkah indahnya perilaku angelin meski ia terlahir dari keluarga yang serba ada, ia tidak pernah merasa ia memiliki semua itu. Ia telah diajarkan oleh kedua orang tuanya, bahwa apa-apa yang dia miliki di dunia ini hanya sementara --hanya sebuah titipan dari Tuhan- yang pasti akan kembali lagi kepada yang menciptakan.
Termasuk dengan keberadaan orang-orang disekelilingnya, seperti Ayah, Ibu dan Adik-adiknya. Ia sudah paham bahwa jauh dari mereka sudah menjadi hal yang biasa untuk dirinya. Semenjak angelin tidak lagi tinggal se-rumah bersama keluarganya, angelin mulai merasa bahwa ia telah menjadi seorang yang dewasa, ia berfikir bahwa sekarang ia bisa keluar kemana saja, kapan saja dengan orang yang ia mau.
Suatu ketika, angelin mengenal seorang yang baru ditempat ia merantau. Ia adalah Ardi
Pemuda berkumis tipis namun memiliki senyum yang manis, siapa yang tidak kecanthol hati perempuan polos seperti angelin ini.
Pertemuan mereka berawal karena angelin tidak sengaja memecahkan cangkir di sebuah kafe. Hal itu di lihat Ardi ketika ia sedang berkumpul bersama teman-temannya.
Dengan sigapnya Ardi menghampiri angelin -posisi sedang di hujat oleh pemilik caf-
Loh, katanya angelin anak orang tua yang serba ada? Kok dia bekerja di caf?
Bukan, dia bukan bekerja, dia hanya iseng-iseng ikut temannya yang kebetulan bekerja dicafe itu.
"Allena!! Ini apa-apaan temanmu?! Kalau dia gak bisa kerja gak usah sok-sok an bantuin kamu!" bentak Pardi sang pemilik caf tersebut.
Dengan sigapnya Ardi menghampiri Pardi dengan membawa secarik kertas nota.
Setelah pardi menerima kertas tersebut, ia kemudian berbicara kepada angelin dan meminta maaf.