Kita bertemu di tepian, mengenang kisah lama, menertawakan hari kemarin, saat-saat kita tidak sadar, bahwa rasa itu sama.
karena sekali lagi aku tegaskan kita bertemu lalu membawa kisah baru,
kisah dengan orang berbeda,
Lalu aku mengadahkan tangan saat kau bertanya perihal apakah masih sama?
Tentang apa? Jawabku
Tentang apa yang belum disampaikan dari hati, tentang apa yang membuatmu resah tatkala aku memilih untuk pergi dibanding mati-matian memastikanmu
Aku dengan pasti menjawab tidak, tegasku bahwa apa yang sudah lalu biarlah
Memang saat itu ada hari yang akupun tak mampu ungkapkan bagaimana, duniaku gelap tatkala cahayaku pergi, langitku gemuruh tatkala mentari berganti menjadi siang yang sengit, apapun suasananya aku mati, seolah dunia dan seisinya penjara yang siap mendekam narapidana.
Aku menunggu hari kau berdiri dihadapan, mendengar derap langkahmu saja mampu menghidupkan aku yang mati, memastikanmu hidup dengan layak,
Dan kau disini, tapi dengan aku yang sudah tidak ada apa-apa, rasa yang mati kian hidup kembali seperti bunga bermekaran dengan pasti lalu tumbuh dengan baik.