Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Djoem

Fa bi ay ala irobbikumaa tukadzibaan

Hati-hati! Periksa Struk Belanja Anda Sebelum Meninggalkan Kasir

Diperbarui: 18 November 2015   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hari minggu 15 November 2015 kemarin, saya bertiga istri dan anakku umur 4 tahun wisata ke Taman Buah MEKARSARI Cilengsi, setelah lelah berputar - putar menikmati kebun buah yang sedang tidak berbuah dengan paket wisata, tak terasa perut lapar dan istriku meminta untuk makan di rumah makan yang ada lesehannya, dan saya teringat dulu kami pernah makan siang di sebuah rumah makan di daerah cilengsi juga yaitu rumah makan "GWS" pas di tepi danau buatan, dan istri ku pun mengiyakan. Tepatnya 3 - 4 KM arah jonggol dari Taman Buah MEKARSARI

Jam 13.00 lewat sampailah kami di rumah makan tersebut, belum banyak berubah dari terakhir kurang lebih setahun yang lalu kami makan disini... masih gersang tempat parkirnya
Cukup ramai tapi tidak penuh, kebetulan di tempat lesehan ada yang kosong, walaupun posisinya di pojokan ujung dekat tukang otak-otak, kami duduk dan kemudian memesan makanan.

Berhubung agak lama menunggu dan kebetulan yang datang pertama kali adalah minuman ( kalo menurut saya sih harusnya makanan dulu baru minuman hehe), kami memesan otak-otak sebanyak 5 bungkus dan tak lama kemudian setelah habis bungkusan otak-otak terakhir, sop iga dan udang asam manis pun hadir...

Selesai makan, istirahat sebentar kemudian istri dan anakku ngajakin pulang dan aku menghampiri kasir, si mas kasir kemudian membacakan menu yang kami makan tanpa menyebutkan jumlah itemnya dan langsung ke jumlah rupiah yang harus saya bayar... hmmm cukup mahal juga yah indeknya per orang (dalam hati saya), kemudian saya memberikan kartu kredit untuk membayarnya, transaksi pertama gagal, baru yang ke dua berhasil. Kebiasaan buruk saya selalu langsung melipat struk (apapun) tanpa melihat rincianya, begitu pun dengan struk tadi, langsung saya lipat 2 struk tadi dan masuk ke kantong celana.

Begitu sampai di rumah, saya penasaran dengan struk yang tadi dan saya coba baca item per item... pas saya baca item otak-otak... waduh, kecolongan. Gak besar sih cuma Rp. 20,000,- tapi itu baru satu orang perhari. Kalau sampai 2 - 3 orang perhari, kali seminggu, sebulan... banyak juga ya. Ternyata otak-otak yang tadi saya pesen 5 bungkus di struknya jadi 10 bungkus

Tapi dengan kasus ini saya berpositif thinking saja, mungkin tukang otak-otaknya lupa ngasih tahu ke kasir dan mungkin saya harus teliti lagi dalam setiap transaksi apapun sebelum meninggalkan kasir, kalau dekat mungkin bisa di klarifikasi. Tapi kalau dari tempat kami lumayan juga walau cuma 1 jam jaraknya.

Sampai istri saya nanya pun, aku bilang gak apa-apa dan begitu istriku masuk kamar strukya langsung aku buang ke tempat sampah yang paling dalam... soalnya kalau perempuan kan lain itung-itungannya... Hehe

Selamat siang selamat beraktivitas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline