Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Dzakir Ahmad

lama fakum menulis

Idzinkan Aku, Melukis Dirimu

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Idzinkan aku, melukis dirimu
melalui ujung jemari

Yang sengaja ku torehkan diatas butir-butir suci

Idzinkan aku, meraih nafasmu

Dengan irama lantun, kohimile geya

Yang sengaja ku putar, agar kita bedendang diatas pahatan kayu akasia

Idzinkan aku, mngejar bayangmu

Saat mahgrib mengejar isya’

Yang perlahan melenyapkan pandangku terhadapmu

Ahhh , , , ,
apa yang ku tulis kali ini,

Sebuah oretan akal akan mahluk yang satu itu,

Tiba, duduk, diam, senyum, menghapir dan pergi

Ahhh , , ,

Tingkah apa itu,

Tak jua puas akan mengambangnya tanya

Di antara beribu-ribu jawaban mengawang

Ahhh, , , ,

Naluri puitis ini muncul lagi,

Mengoret-oret lamun senja

Di antara gemercik air yang singgah

Dan, huftt , , ,

Kau ?

Baru ku sadar

Penggoda hasrat untuk menjentikkan

Jemari di atas keybord usang

tiba berhasil ku rangkai

Sebuah prosa rahasia,

Yah, rahasia

Idzinkan aku, melukis dirimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline