sejak sajak perpisahan tertulis pada dinding kehidupan yang usang.
kenyataan meniti rintih pada segala kata harap yang runtuh.
jalan beriringan dengan kehilangan begitu buas menikam jiwa yang malang.
aku adalah separuh jiwamu yang mati suri.
aku menimba luka pada mata air duka tanpa henti.
aku adalah sunyi yang di dekap nestapa, dan kini kita adalah ketiadaan yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H