Lihat ke Halaman Asli

Amplop oh Amplop, Ketika Dirimu Minta Diisi

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://www.fadlie.web.id

http://www.fadlie.web.id

Amplop...? ini maksudnya apa yaa...apakah ini ada urusannya dengan suap menyuap yang seperti sering kita lihat di televisi...? ooh bukan. hmm,kita inikan sebagai mahluk sosial yang juga berosialisasi dengan lingkungan sekitar kita entah itu tetangga, sahabat, kerabat, keluarga suami, keluarga istri, teman kantor dll, seiring bertambah waktu makin banyak orang yang kita kenal, baik kenal dekat atau sepintas saja.

Sudah menjadi sesuatu yang umum berlaku dalam masyarakat kita, kalau ada apa-apa mesti diramein [hajatan], dengan mengundang banyak orang, dari anak baru lahir, sunatan, kawinan atau apalah. nah tidak dapat  terhindarkan undangan-undangan hajatan yang paling sering saya terima adalah undangan sunatan dan kawinan, setiap akhir pekan pasti ada, normalnya sih satu sampai dua undangan tapi kadang-kadang juga bisa sampai empat atau lima sekaligus dalam seminggu.

Dalam tradisi masyarakat jawa ada istilah hari baik bulan baik, kalau tempat saya ini nggak ada , jadi sepanjang tahun hajar aja, Dan saat menjelang  bulan puasa atau sesudah lebaran serta setelah musim haji jangan ditanya dua bulan sebelumnya undangan-undangan sudah pada berdatangan, saat-saat inilah beban puncak amplop-amplop minta diisi.

Saya ini termasuk orang yang sangat menghargai pertemanan, bagi saya dengan menghadiri undangan dari orang yang telah mengundang merupakan sebuah sarana untuk menjalin silaturahmi, sebisa mungkin saya datang kecuali memang ada hal2 tak terduga.

Tapi masalahnya, kitakan tidak sekedar datang saja ada sesuatu yang menyertai yaitu "amplop" yang sudah dimasukin isinya, jangan amplop kosong malu ntar. kalau bulan masih penuh sih mungkin tidak masalah ya, tapi kalau bulan sudah separoh atau sudah genting menjadi bulan sabit, disaat yang sama undangan tak kompromi dan yang mengundang keluarga dekat atau deman dekat , nah gimana tuh apa nggak pusing nih.

Pola saya selama ini sih saya pilah-pilah dulu undangan dari siapa saja yang wajib saya dahulukan, bukan melihat dari status sosialnya ya bagi saya semua sama. kalau yang mengundang baru pertama kali saya mewajibkan diri untuk datang, masalah isi amplop saya sudah punya standar sendiri dengan nilai sepantasnya,kalau untuk undangan dari keluarga dekat atau sahabat yang sangat dekat nilai kepantasannya beda lagi.

Kemudian kalau yang mengundang sudah keseringan, misal sudah tiga kali nikahin anak saya pilih rehat dulu dan lebih mengutamakan yang baru pertama kali, Tapi kalau yang mengundang tetangga dekat, keluarga dekat, sahabat dekat nah...biar sudah berkali-kalipun saya wajib hadir. Masalahnya ya amplop itu isinya gimana, mana BBM sudah naik, harga karet anjlok, harga kopi anjlok, harga sembako melangit, dolar tinggi... ya udah deh gak usah dipikirin ,percaya aja selalu ada rezeki. Bagaimana dengan anda...?

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline