Lihat ke Halaman Asli

Farizky Aryapradana

D.Y.N.A.M.I.N.D

3 Peristiwa yang Membuat Syed Saddiq Mendirikan "Partai MUDA"

Diperbarui: 4 September 2020   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CERITALAH/Joey Kit Yong

Bekas Menteri Pemuda dan Olahraga, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman (27) makin aktif untuk membentuk suatu gerakan politik baru. Syed Saddiq, secara terang-terangan menyatakan bahwa, sudah saatnya anak-anak muda Malaysia bernaung di bawah satu bendera yang sama. 

Oleh karena itu, Syed Saddiq sedang menggodok sebuah partai "milenial", yang mewadahi seluruh pemuda dan pemudi Malaysia. Kini, Syed Saddiq sedang bersafari ke banyak tempat untuk memperkenalkan gagasan segarnya tersebut.

Keputusan Syed Saddiq itu, tampaknya dipengaruhi oleh situasi politik di negeri para sultan tersebut. Beberapa kejadian politik di sana memang banyak mengecewakan para anak-anak muda Malaysia. 

Mereka merasa, keberadaan anak muda hanya menjadi "tukang sorak tepi gelanggang" di dalam dunia perpolitikan. Nah, ini dia tiga peristiwa yang tampaknya makin membulatkan tekad Syed Saddiq untuk membentuk sebuah arus baru di negeri itu.

1. "Langkah Sheraton"
Pada tanggal 23 Februari 2020, Malaysia digoncang dengan sebuah peristiwa politik yang besar. Beberapa anggota dari koalisi pemerintah Pakatan Harapan (PH), mengadakan sebuah pertemuan di Hotel Sheraton dengan koalisi oposisi. 

Dalam pertemuan tersebut, mereka bersepakat untuk membentuk gabungan koalisi baru untuk menggantikan PH sebagai pemerintah. Alhasil, pemerintahan PH yang masih berumur 22 bulan pun akhirnya bubar di tengah jalan ada esok harinya. Kuasa Putra Jaya berpindah ke tangan koalisi yang sebenarnya, tidak pernah mendapatkan mandat rakyat.

Kejadian itu tentunya sangat memilukan bagi rakyat Malaysia, terutama bagi anak-anak muda mereka. Melihat kembali pada tahun Pemilu 2018, antusiasme pemilih pemula begitu membludak. Mereka rela untuk mengantre panjang dari pagi hingga sore di Tempat Pemungutan Suara (TPS). 

Bahkan banyak juga yang rela untuk pulang jauh-jauh dari perantauan, hanya untuk memberikan suara. Pada saat itu, anak-anak muda Malaysia kompak memberikan suara demi sebuah perubahan. Tak jarang, mereka kemudian mendapatkan julukan sebagai "king maker" baru dari hasil pemilu Malaysia.

"Langkah Sheraton", jelas amat menyakitkan bagi pemuda dan pemudi Malaysia. Begitu gampangnya amanah rakyat yang diberikan, ditinggal lari begitu saja oleh para politisi sana. 

Peristiwa ini semakin menjelaskan bahwa, suara anak muda memang bukan prioritas bagi para politisi kawakan. Mereka lebih senang berbut kedudukan, daripada memperjuangkan kepentingan dari para anak - anak muda. Inilah yang salah satunya, membuat Syed Saddiq melihat, perlunya suatu wadah besar yang memperjuangkan kebutuhan anak - anak muda di sana.

2. Usul 'Lesen FINAS'
Setelah kerajaan PH tumbang, pemerintahan diisi oleh mereka yang menamakan dirinya Perikatan Nasional (PN). Alih-alih memperhatikan anak muda, pemerintahan PN justru mencari perkara dengan anak muda. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline