Lihat ke Halaman Asli

Menyelami Al-Qur'an: Sejarah, Kodifikasi, dan Fungsi dalam kehidupan Keagamaan

Diperbarui: 14 November 2024   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam dan juga sebagai pedoman hidup yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Pentingnya Al-Qur’an bagi umat Islam tidak hanya sekedar informasi ilmiah, tetapi ia memiliki fungsi petunjuk, rahmat dan obat bagi kita.             

Membaca satu huruf Al-Qur’an akan mendapatkan imbalan amal sholeh dan satu amal sholeh akan mendapat pahala 10 kali lipat. Orang yang mengamalkan dan menjaga Al-Qur’an dalam kehidupannya, maka Allah juga akan menjaga kehidupan itu. 

SEJARAH DAN KODIFIKASI AL-QUR’AN

Pada permulaan kehadiran agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW bangsa arab adalah bangsa yang buta huruf, sedikit sekali diantara mereka yang pandai membaca dan menulis, bahkan mereka tidak mengenal kertas apalagi buku. Akan tetapi setelah negeri persia ditaklukan oleh umat Islam, yakni setelah nabi wafat barulah mereka mengetahui kertas, dan merekapun mempunyai ingatan kuat dan tajam. Ketika nabi menerima wahyu dari Allah SWT melalui malaikat Jibril maka nabi memerintahkan kepada para sahabat untuk menuliskannya dibatu, kulit binatang, pelepah kurma hingga dari hafalan orang-orang penghafal Al-Qur’an. Perintah tersebut hanya diperuntukkan bagi penulisan mushab Al-Qur’an, dan bukan untuk menuliskan perkataan nabi ataupun hal-hal lainnya. Hal ini dilakukan nabi demi menjaga kemurnian Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam.

Setelah Rasulullah SAW wafat, yakni ketika pemerintahan Islam dipegang oleh Abu Bakar ash-Siddiq, maka dimulailah upaya penulisan mushab Al-Qur’an yang dilakukan Zaid bin Stabit. Hal ini dilakukan atas masukan dari Umar bin Khattab setelah melihat sebanyak 70 orang penghafal Al-Qur’an mati syahid dalam peperangan yamamah. Zaid sangat teliti dalam usaha mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an ini. Meskipun beliau hafal Al-Qur’an, tetapi dalam pengumpulan ini beliau selalu mencocokan hafalannya kepada sahabat-sahabat lain, yang disaksikan oleh dua orang. Setelah penulisan ini selesai dalam bentuk lembaran-lembaran, lalu Zaid mengikatnya dengan benang secara tersusun menurut aturan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebelumnya, kemudian diserahkan kepada Abu Bakar ash-Siddiq.

Pada masa Usman bin Affan menjadi khalifah menggantikan Umar bin Khattab, maka dimulailah upaya membukukan Al-Qur’an yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Zaid Bin Stabit dan anggotanya, yakni Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin ‘Ash dan Abdurahman bin Haris bin Hisyam.

FUNGSI AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN

1. Petunjuk Bagi Manusia

Fungsi pertama Al-Qur‘an adalah sebagai petunjuk bagi manusia. Seperti diketahui, fungsi utama sebuah kitab suci dalam agama dan keyakinan apapun adalah menjadi pedoman bagi penganutnya. Al-Qur‘an menyatakan bahwa ia bukan hanya menjadi petunjuk bagi kaum Muslimin, tapi juga bagi umat manusia seluruhnya.

Hal ini sesuai firman Allah dalam Surat Al A'raf ayat 52:

وَلَقَدْ جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline