Saya penyintas Covid 19 Varian (C-19 Varian), dan hampir dua bulan mengalami batuk kering. Obat batuk dari dokter A, B dan C sudah habis, namun batuk tidak hilang. Karena banyaknya obat yang saya minum, membuat jadwal menstruasi saya tidak normal, mungkin juga disebabkan dampak dari long covid ini. Saya mencoba untuk mengonsumsi bahan-bahan alami. Pertama saya pernah minum rebusan daun sirih tiap pagi, selama tiga hari tenggorokan saya gatal dan batuk tidak berkurang.
Lalu, saya mencoba minum rebusan air pare, pahit rasanya tapi dalam tiga hari batuk saya mengalami perubahan lebih baik. Hingga dua minggu selalu minum segelas rebusan air pare, kondisi saya semakin sehat dan batuk sangat jarang. Sudah hampir sebulan ini saya konsisten meminum rebusan air pare dan batuk yang disebabkan oleh C-19 Varian ini mulai hilang. Sungguh saya sangat mensyukuri nikmat ini.
Saya berbagi cerita pengalaman untuk yang saat ini mungkin masih mengalami batuk, bisa mencobanya. Saya pun bosan setiap hari, pare yang telah saya rebus dibikin tumisan, dilalap dengan sambal bawang dan nasi anget, dibumbui saos kacang hingga menjadi makanan pengganti telor ceplok atau dadar saat bikin nasi goreng. Bisa dibayangkan? makan nasi goreng dan ditaburi pare rebus? Ya, itulah salah satu menu terbaru dalam bulan ini.
Saya mencari artikel kesehatan mengenai pare, ternyata banyak manfaatnya untuk kesehatan. Semakin banyak manfaatnya, makin saya bersemangat. Pahitnya pare, tidak membuat pahit hidup saya jika kalian tau manfaatnya. Selama minum rebusan air pare, saya berdoa semoga bisa menyembuhkan paru-paru saya yang pernah terinfeksi C-19 Varian.
Semoga bermanfaat diary saya, dan selamat mencobanya.
