GTA 5 Roleplay (GTA 5 RP) adalah modifikasi dari Grand Theft Auto V yang memungkinkan pemain untuk berperan sebagai karakter dalam dunia virtual yang luas dan dinamis. Pemain tidak hanya mengikuti alur cerita atau menjelajahi dunia permainan, tetapi juga berinteraksi dengan pemain lain, menciptakan cerita bersama, dan memerankan karakter dengan latar belakang dan tujuan tertentu. Server-server khusus dengan berbagai aturan roleplay memungkinkan para pemain merasakan pengalaman yang mendalam, dari menjadi polisi, anggota geng, hingga pengusaha.
Namun, di balik hiburan yang ditawarkan oleh GTA 5 RP, muncul sebuah kasus yang mencuatkan dugaan penyalahgunaan wewenang dan korupsi yang melibatkan admin dari salah satu server terbesar, Alterlife RP. Kasus ini mengungkapkan modus penipuan yang merugikan sejumlah pemain hingga puluhan juta rupiah, dan mencoreng reputasi server tersebut.
Dugaan Korupsi di Server Alterlife RP
Alterlife RP dikenal dengan dunia virtualnya yang sangat terperinci, termasuk sistem ekonomi yang memungkinkan pemain untuk membeli barang, seperti mobil, yang diinginkan dalam permainan. Namun, sebuah dugaan besar mulai mencuat setelah sejumlah pemain melaporkan kesulitan dalam mengembalikan mobil mereka pasca-maintenance server. Para pemain yang sudah mengeluarkan banyak uang untuk membeli mobil merasa kebingungan setelah mereka tidak bisa menggunakan kendaraan yang mereka beli. Rupanya, masalah tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam transaksi---rekening yang digunakan oleh admin server untuk menerima pembayaran tidak sesuai dengan rekening yang telah disediakan oleh server.
Menurut keterangan Rizaldy Erzha dan Radja Nur Lahensa, dua pemain yang mengalami kerugian dalam kejadian ini, tindakan penyalahgunaan wewenang dilakukan oleh salah seorang admin server Alterlife RP yang bernama Wahyu. Para pemain yang tidak mengetahui modus yang dijalankan oleh admin tersebut, mentransfer uang mereka ke rekening pribadi Wahyu, dengan iming-iming membeli mobil impian mereka di dunia roleplay. Namun, setelah beberapa waktu, mereka terkejut karena mobil yang dibeli ternyata tidak bisa digunakan, dan status transaksi mereka pun tidak tercatat di server sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Modus Penipuan yang Menguntungkan Admin
Investigasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa Wahyu, sebagai admin server Alterlife RP, melakukan penyalahgunaan wewenang dengan menjual mobil kepada pemain menggunakan rekening pribadinya, alih-alih rekening yang seharusnya disediakan oleh server. Uang yang ditransfer oleh pemain ke rekening pribadi Wahyu tersebut tidak tercatat dalam sistem, sehingga pemain yang sudah membayar dengan jumlah besar merasa telah tertipu karena mobil yang dibeli tidak bisa diakses setelah maintenance.
Beberapa pemain yang menjadi korban mengaku telah kehilangan uang dalam jumlah yang tidak sedikit. Rizaldy Erzha, seorang pemain yang menjadi korban, menyebutkan bahwa ia mengalami kerugian sebesar Rp 9 juta akibat transaksi yang dilakukan ke rekening pribadi admin. "Ada kepuasan tersendiri ketika membeli mobil di GTA 5 RP, namun saya tidak berekspektasi bahwa admin bisa melakukan tindakan seperti ini. Jika bukan admin server, mungkin saya akan lebih teliti," ujar Rizaldy dengan nada kecewa.
Sementara itu, Radja Nur Lahensa, korban lain yang mengalami kerugian lebih besar, mengatakan, "Saya membeli mobil-mobil seperti Urus, Cefiro, GTR R33, GTR R34, dan Honda NSX dengan modifikasi di dunia roleplay ini. Saya merasa seperti bisa mewujudkan impian saya di kehidupan nyata. Namun setelah mengetahui bahwa saya tidak bisa mengembalikan mobil, saya memutuskan untuk berhenti bermain." Radja menyebutkan bahwa ia mengalami kerugian sekitar Rp 10 juta akibat tindakan tidak bertanggung jawab tersebut.
Keberlanjutan Kasus dan Kecewa Pemain
Sementara para pemain mengalami kerugian finansial yang cukup besar, sangat disayangkan bahwa hingga saat ini, tidak ada tindakan yang tegas dari pihak pengelola server Alterlife RP. Meskipun admin yang bersangkutan, Wahyu, telah dipecat dan tidak lagi bertugas sebagai admin, kasus ini seolah-olah tidak mendapatkan perhatian serius. Pihak pengelola server mengklaim tidak bertanggung jawab atas transaksi yang dilakukan pemain di luar prosedur resmi server, yang semakin menambah kekecewaan para pemain yang merasa tertipu.