Lihat ke Halaman Asli

Dyda Ayu Wardoyo

Universitas Airlangga

Penurunan Kebudayaan Membaca Tergerus oleh Arus Globalisasi

Diperbarui: 19 Juni 2024   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

* Latar Belakang Masalah

Kebudayaan adalah produk dari daya cipta, karsa, dan rasa manusia, dan bahwa kebudayaan adalah "keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar". Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan suatu produk dari daya cipta, rasa, dan karsa manusia, baik materiil maupun non materiil. Membaca bukan keterampilan bawaan yang dapat dikembangkan, dibina, dan dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar; itu adalah keterampilan yang diperoleh sejak lahir. Sejarah juga menunjukkan bahwa budaya membaca masyarakat Indonesia rendah. Budaya tutur (lisan) seperti tembang, kidung, cerita, dan sebagainya adalah cara nilai dan kebudayaan ditransfer secara historis. Tidak dapat dinafikan bahwa banyak prasasti dan kitab karya para Empu, seperti kitab Pararaton, Serat Kalatidha, Negarakertagama, Serat Centhini, dan lain-lain. Meskipun demikian, sejumlah kitab yang ditulis oleh para empu tersebut hampir tidak dapat dibaca. Sebaliknya, mereka mengajarkan melalui tembang atau nyanyian. Adanya guru wilangan dan guru lagu dalam kaidah tembang Jawa menunjukkan bahwa struktur bahasa dan kalimat harus memiliki ritme.
Namun, ajaran moral dan etika lebih banyak diajarkan melalui cerita, dongeng, dan nasehat langsung dari orang tua dan masyarakat. Ini menunjukkan bahwa transmisi kebudayaan masyarakat Indonesia lebih banyak dilakukan melalui budaya lisan daripada budaya tulisan.


Hal inilah yang salah satunya menyebabkan masyarakat Indonesia tidak memiliki kebiasaan membaca.

* Pendapat Saya Mengenai Penurunan Kebudayaan Membaca Tergerus Oleh Arus Globalisasi 

Perkembangan dunia Barat, telah mengubah nilai-nilai sosial, spiritual, dan kemanusiaan generasi muda, pendidikan karakter menjadi rumit dan bertumpu pada modernisme yang positif. Salah satu kelemahan modernisme dalam pendidikan adalah pengaruh positivisme, yang sangat menganggap pendidikan sebagai cara untuk menaklukkan alam, di mana manusia harus tunduk pada hukum alam yang sudah ada. Pendidikan karakter bukan hanya agama dan moral tetapi banyak jenis pendidikan karakter berasal dari pemahaman tentang karakter manusia dan lingkungannya. Masuknya era digital ini juga mempengaruhi dampak negatif dan positif bagi masyarakat sekitar. Saya ambil contoh pada dampak negatif kegunaan internet yang disalah gunakan dan maraknya berita hoax.


Munculnya berita hoax dari masyarakat yang minim untuk membaca dan pada saat menerima berita masyarakat hanya membaca judul berita saja dan bisa jadi berita dari omongan orang lain yang tidak tahu kebenaranya dan berakibat menjadi berita hoax. Untuk membangun, menumbuhkan, dan mengembangkan budaya baca di masyarakat Indonesia, perlu adanya strategi kultural yang efektif untuk melakukan transformasi, berdasarkan akar kultural dan konstruksi sosiologis masyarakat Indonesia sebagaimana dijelaskan di atas. 

Budaya lisan telah berkembang menjadi budaya tulisan, atau budaya baca. Jika transformasi kebudayaan ingin berjalan dengan baik dan cepat, penting bagi kita untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendorongnya. Dalam hal ini, upaya untuk meningkatkan budaya baca adalah bagian dari transformasi kebudayaan yang terjadi di masyarakat Indonesia, dan ini adalah tindakan yang penting dan bijaksana. Untuk menumbuhkan budaya baca di lingkungan masyarakat, sebenarnya dapat dimulai dari menyediakan berbagai sarana dan prasarana bertujuan untuk mendorong minat baca di lingkungan masyarakat. Salah satu contohnya dengan menyediakan buku dan bahan bacaan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pada masyarakat. Selain itu, buku dan bahan bacaan lainnya harus mudah diakses oleh masyarakat tanpa terkecuali. Selain itu juga, perpustakaan umum yang baik, nyaman, asri, dan menarik dengan pelayanan yang baik dapat membantu meningkatkan budaya baca. Ini membuat pengunjung merasa nyaman dan betah untuk berlama-lama membaca dan mencari informasi yang valid di perpustakaan tersebut. Selain itu, meningkatkan budaya membaca juga dapat dicapai dengan mengadakan berbagai kegiatan dan acara kreatif yang berkaitan dengan membaca. 

Contoh kegiatan ini termasuk lomba menulis, resensi buku, kompetisi hibah penelitian, forum diskusi, debat, dan sebagainya. Jika acara-acara ini dilakukan secara teratur dan terus menerus, wawasan pengetahuan manusia ditingkatkan melalui aktivitas membaca. Kemampuan literasi yang rendah mempengaruhi tingkat produktivitas kerja dan partisipasi masyarakat yang rendah, yang menimbulkan risiko dan menurunkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Mereka yang memiliki literasi yang tinggi akan memiliki kesempatan untuk memperoleh informasi untuk pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan mereka sendiri. untuk mendorong orang untuk membaca dan membuat mereka lebih tertarik.

* Penutup

Budaya membaca menjadi sangat penting dalam membangun salah satu syarat penting agar suatu negara menjadi peradaban maju dan tinggi. Ini karena ilmu pengetahuan dapat menemukan banyak hal baru yang bahkan manusia sebelumnya tidak pernah terpikirkan.


Sangat mungkin bagi manusia untuk mengubah peradaban sebuah negara ke arah yang lebih baik dengan bantuan ilmu pengetahuan. Membaca akan menyebabkan ilmu pengetahuan muncul dan berkembang. Tanpa membaca, bangsa tidak bisa memiliki peradaban tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline