Lihat ke Halaman Asli

Profesional Vs Non Profesional: You Be the Judge

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menerima job motret itu banyak suka dukanya.

Apalagi buat tukang motret yang belum bisa dibilang profesional seperti gue. Maksud dari kata2 belum bisa dibilang profesional adalah, gue belum punya perusahaan photography yang memiliki legalitas penuh sebagai perusahaan dan jam terbang gue belum banyak. Dari segi alat dan kemampuan pun, gue masih jauh dari profesional.

Tapi Puji Tuhan, sejauh ini, foto2 hasil jepretan gue sudah beberapa kali mendapatkan apresiasi baik berupa materi maupun akreditasi dari berbagai pihak, seperti majalah dan klien2 yang pernah memakai jasa motret gue.

Dan karena bukan tukang motret profesional, cara gue mempromosikan jasa motret gue ya lewat mulut ke mulut. Makanya klien gue biasanya orangnya itu itu saja... karena memang cara promosi tradisional seperti ini sulit tersebar luas dengan cepat.

Mesti panjang sabar dan tekun.

Baru baru ini, gue diminta motret sebuah rumah sakit untuk bikin photostock mereka.

Pada awal gue ditawarkan, gue sudah secara inisial mengatakan bahwa gue tukang motret panggung dan kesenian. Tapi mereka bilang kalo mereka kepepet dan butuh cepat.

Gue bilang okay.

Dan kami pun janji bertemu untuk membahas apa saja yang harus difoto serta tentu saja, masalah fee atau harga.

Gue ditelpon hari Jum'at, dan hari Sabtu paginya, gue datang tepat waktu yaitu jam 9 pagi teng...

Sampai disana, ternyata gue disuruh nunggu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline