Lihat ke Halaman Asli

Revita Dyanbara

Manager HRD-GA

Ketika Sedekah "Hilang" Sedekahnya

Diperbarui: 21 Juni 2022   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersedekahlah maka seribu kebaikan akan datang kepadamu, mungkin kata-kata mutiara tersebut tidak asing ditelinga kita. Memang seperti itu yang terjadi bila dilakukan dengan keyakinan dan ikhlas. Hal itu sudah dijamin dalam beberapa kitab agama mana pun yang menandakan bahwa sedakah adalah sebuah kebaikan.

Dalam segala hal bersedakah adalah hal yang mulia tujuannya, namun di era yang lebih baru karena banyaknya cara untuk melakukan hal baik seperti sedekah justru banyak menimbulkan banyak permasalahan. Dimulai dengan sedekah iming-iming kaya, atau sedekah berhadiah mobil, bahkan sedekah berhadiah liburan. 

Memang secara tujuan baik, mungkin untuk mengajak banyak orang untuk melakukan sedekah biasanya dengan slogan "akhirat dapat dunia juga dapat".

Tapi esensi sebenarnya dari sedekah adalah memberi dengan ikhlas tanpa mengharap apapun kembali kecuali ridho sang maha kuasa. Tanpa dibatasai oleh nominal waktu atau pun tempat bersedakah hal yang mulia karnanya akan hilang esensi bersedekah bila harus diatur nominal atau nilai, waktu, ataupun tempat bersedekahnya. 

Belum lagi sedekah memiliki cakupan yang lebih luas dari infaq dan zakat secara jenis dan hukumnya, jika zakat ditentukan syaratnya dan infaq ditentukan barang atau materinya, justru sedekah tidak ada syarat tertentu dan barang atau materinya tidak ditentukan bahkan apabila itu hanya sebuah senyum.

Maka dari itu penulis menyarankan agar pembaca tetap bersedekah namun tidak menghilangkan esensi dari sedekah itu sendiri. Tidak harus dalam nilai besar atau berupa barang besar yang berharga tinggi, cukup seadanya namun ikhlas adalah sebaik-baiknya memberi. 

Akan beda cerita apabila dalam bersedekah terselip niat untuk ingin di kenal atau berharap mendapatkan sesuatu maka akan berkemungkinan mendapatkan sebuah kekecewaan karena adanya ekspetasi di luar keikhlasan dan keridhoan.

"Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barang siapa yang tak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik." (HR. Bukhari) berikut adalah hadits yang sejalan dengan rasa ihlas dan hanya mengharap ridhlo Tuhan Yang Maha Esa. 

Maka sangatlah jelas bahwa bersedekah adalah sebuah kegiatan yang mulia yang akan menenangkan hati karena ihlas bukan sebuah kecemasan karena berharap pada ekspetasi mendapatkan sesuatu.

Semoga kita dapat mengambil kebaikannya dan dijauhkan dari kerugian, Waallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline