Lihat ke Halaman Asli

Mau Jadi Fasilitator?

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*

Salam Olimpisme !!!

Pertemuan olimpisme hari Sabtu, 2 November 2013 memberikan keterampilan bagaimana nilai-nilai olimpisme dapat diterapkan oleh peserta didik. Ya jadi fasilitator! lewat workshop, presentasi, dan media lainnya. Yuk, check apa aja persiapan sebelum memulai workshop..

Sebelum menyampaikan materi tentang olimpisme, fasilitator membuat kontrak dan komitmen belajar dengan peserta, seperti silent handphone, tidak mengganggu peserta lain, belajar menghargai sesama, dll. Untuk lebih semangat, fasilitator bisa menggaungkan nilai olimpisme : excellence, respect, friendship dan citius, altius, fortius sebagai jargon olimpisme. Bila peserta workshop mendapatkan ilmu baru maka bisa mengucapkan kata ”WOW!”. Jangan lupa, tak kenal maka tak sayang!. Jadi, pertama-tama untuk memulai materi, jangan lupa saling berkenalan, baik sesama peserta maupun fasilitator.

Mengapa sih Saling Mengenal itu Penting ?


  1. Keterbukaan akan mempermudah proses belajar
  2. Suasana Informalmenciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan lebih produktif
  3. Mengenal seseorang adalah bentuk dari penghargaaan terhadap orang lain.

Nah, sekarang setelah saling kenal. Barulah masuk ke teori konsep belajar mengajar..This is it..

Pengertian Belajar – Mengajar

Proses untuk mengubah perilaku, melalui aktifitas / kegiatan yang dapat menambah, mengubah,mengembangkan :


  • PENGETAHUAN (Knowledge)
  • KETRAMPILAN (Skill)
  • SIKAP (Attitude)

Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan Belajar – Mengajar Berdasarkan Objek/peserta

a. PAEDAGOGI

Ilmu dan Seni Dalam Mengajar Anak

b. ANDRAGOGI

Ilmu dan Seni Dalam Membantu Orang Dewasa Belajar

Terminologi :

Paid: Anak

Andr: Orang Dewasa

Agogos : Membimbing / Memimpin

PRINSIP PAEDAGOGI


  1. Proses Belajar Mengajar dari Orang Tua (Guru) kepada Anak (Murid)
  2. Tujuan Proses Bersifat Mentransmisikan Pengetahuan
  3. Dititikberatkan pada Pengetahuan / Konsep / Teori (Knowledge), bukan kepada Ketrampilan (Skill) atau Sikap (Attitude)
  4. Hasil Pendidikan Sepenuhnya Tanggung Jawab Orang Tua / Guru
  5. Bantuan Guru Terhadap Murid Sangat Dominan, Mengingat Murid Dianggap Mempunyai Kepribadian yang Sangat Tergantung Kepada Pihak Lain

PRINSIP ANDRAGOGI

1.Belajar bila merasa “ perlu “


  1. Belajar sambilbekerja
  2. Materi realistis dan relevan dengan kebutuhan
  3. Menghubungkan materi dengan pengalamannya
  4. Membutuhkan lingkungan yang informal dan kondusif (pendekatan simulasi)
  5. Tertarik billa materi menarik (dituntut optimalisasi mediabelajar yang optimal)

Peran Fasilitator

Dalam konteks belajar-mengajar menggunakanmetode/fasilitasi simulasi/experiential learning, pengajar lebih tepat disebut sebagai FASILITATOR, karena fungsinya “HANYA” pemberi informasi dan pemudah terjadinya proses belajar-mengajar .

Di sisi lain, seorang FASILITATOR mempunyai tugas lebih menantang dari sekedar menyampaikan materi, yaitu MERENCANAKAN & MEMBANGUN situasi kelas yang kondusif, sertaMEMBIMBING & MEMOTIVASI warga belajar agar selalu siap melakukan perubahan positif.

TAHAPAN PROSES FASILITASI

Proses Tee-Up, yakni memberikan Instruksi/ penjelasan/prosedur secara rinci untuk melaksanakan simulasi

Catatan : Bukan menjelaskantujuan/poin belajar

Debriefing, yakni pembahasan/penjelasan makna simulasi melalui diskusi interaktif, dimana diharapkan peserta sendiri yang lebih aktif dalam mengambil kesimpulan dari proses simulasi.

Catatan : Debriefing biasanya dilakukan pada akhir simulasi, namun bila diperlukan dapat dilakukan pada tengah simulasi (miss: peserta belum mampu menyelesaikan simulasi, sesuai waktu yang dialokasikan)

METODE DEBRIEFING MODEL BLOOM

Prinsip fasilitasi adalah proses membantu peserta pelatihan untuk mendapatkan pemahaman / merefleksikan apa yang dilakukannya selama simulasi.

Tugas seorang fasilitator (dikenal sebagai 4F) adalah :


  1. FACT

Menggali dari peserta tentang apa yang telah dialaminya

2. FEELING

Menggali proses psikologis peserta selama simulasi


  1. FINDING

Membimbing peserta untuk menemukan “makna” sebuah peristiwa / simulasi


  1. FUTURE (What’s next ?)

Membimbing peserta untuk mempunyai komitmen dalam mengaplikasikan nilai positif yang didapatkannya di situasi nyata

Beberapa larangan !!!

1.Melakukan penilaian terhadap jawaban pesertaatau perilaku peserta padasaat kegiatan.

Refleks harus bersifat netral, tidak berisi penilaian benar dan salah. Semua aktivitas dalam experiential learning bertujuan untuk memunculkan perilaku, baik yang mendukung sukses maupun yang menghambat sukses. Apapun yang dilakukan peserta adalah sebuah kontribusi untuk proses pembelajaran

2.Menggunakan kalimat seperti ini : Sebaiknya anda......; Seharusnyaanda......…

3. Memberikan petunjuk sesuai keinginan fasilitator, karena proses belajar harus datang dari ungkapan dan pemahaman peserta terhadap kegiatan

4. Ikut mempermalukan peserta bila dia diperolok-olok peserta lain.Sangat disarankan fasilitator menetralisasi situasi itu.

Jadi, seperti itulah hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan materi ketika presentasi, workshop, belajar-mengajar, dan sebagainya. Semoga artikel ini bermanfaat J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline