Siapapun pastilah berharap tentang keselarasan hidup, harmoni
Dari diri pribadi hingga pada bangsa terlingkup oleh negeri
Seiring dan sejalan berpuncak di segala sendi, tampilkan kehidupan hakiki
Menurut maunya Sang Ilahi dengan titah-Nya yang terangkum terkodifikasi
Dalam kitab-kitab suci, dan 'tlah diturunkan bagi manusia di bumi
Di kala yang terjadi justru ditemui pelbagai ketimpangan hidup, disharmoni
Apakah itu harapan ideal yang dicitakan bagi semua, kita manusia?
Coba, berhentilah sejenak, sejenak saja ...
Untuk apa selalu dan selalu bertikai, bersekelisih tiada henti?
Gilas-menggilas, tindas-menindas, hisap menghisap pada sesama
Tiada henti, dan kian menjadi-jadi?
Bukankah kitorang basudara?
Bisakah?
Mawas dirilah, introspeksi dirilah sejenak, sejenak saja!
Betapa Tuhan 'tlah beri kesempatan kepada kita, dengan segala rahmat dan anugerah-Nya
Untuk menjadi kiblat bagi bangsa-bangsa, bagi negeri-negeri di muka bumi
Asal, kita sadar akan syukur nikmat dari-Nya
Karena itulah, berhentilah bersilang-sengkarut menorehkan sejarah dalam kisah mengantah-berantah!
*****
Kota Malang, Agustus di hari kedua puluh empat, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H