Sepi ing pamrih, rame ing gawe
Mewayu hayuning bawana ...
Adalah ruh, jiwa yang selalu bersemayam dan terpatri
Berlapang dada tak menyempit saat terjepit
Meski sulit melilit dan menghimpit
Melingkup denyut langkah di ruang tak hampa
Lajunya waktu yang memburu batas harapan dan impian
Tak peduli tergapai atau tidak, sendiri atau ditemani
Karena hakikat perjuangan adalah tentang nyali
Atas tantangan dan risiko yang bakal dihadapi
Jadi, atau tidak sama sekali
Di atas titian prinsip yang harus dijalani
Bukan demi memiliki, bukan demi pribadi
Yang hendak meracuni diri menjadi lupa diri
Terpanggil sebagai abdi kehidupan dari anak negeri
Terajut oleh pikiran suci pada cita gelora demi bangsa
Tangguh pantang luruh di tengah gemuruh para penggaduh
Bergelantung bertempik sorak merongrong bahtera
Mengarungi samudra kehidupan, merengkuh rindu dendam
Di bumi tanah merdeka, yang benar-benar merdeka
Dan, sungguh benar telah merdeka ...
*****
Kota Malang, Agustus di hari ketiga belas, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H