Lihat ke Halaman Asli

Lantaran Itu Aku Harus Begini

Diperbarui: 11 Januari 2023   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi: screenshoot dari pamanapiq.com

Dan, memang begitulah yang seharusnya, semustinya, kawan ...
Silakan saja kau sebut aku sang keras kepala
Karena aku memang keras kepala atas sebuah cita yang hingga saat ini
Belum jua mewujud nyata ...

Namun, aku bukanlah sang kepala batu
Yang tak mau tahu atas apa yang ada di sekelilingku
Atas apa yang selalu mengasupi alam pikiranku
Dari ketidaktahuan menjadi tahu sebenar-benar tahu
Titah Sang Maha Kuasa di atas segalanya
Bukan kauliyah saja, bukan pula kauniyah belaka
Padunya antara keduanya itulah yang kumau dan selalu kuburu

Apakah hanya berkauliyah bersila duduk di belakang meja belaka
Berkutat dengan kata-kata dan angka-angka
Tanpa menatap realita sebagai pantulan alam semesta yang kauniyah?
Lalu, hanya menunggu dan menunggu tanpa mencoba dan mencoba karena ketakutan bersua salah?
Begitukah, kawan ..?!

Jangan melangkah bila takut salah
Jangan berujar bila tak pernah membentur realita
Dan, jadilah sang piawai pelumat kitab berbalut konsepsi basi
Di atas menara gading bersama mercusuar yang memvulgar
Sementara, meniti jalan berliku beronak duri tak pernah sekalipun teruji
Mengawang mimpi hanya dengan narasi-narasi tanpa jual beli, nilai harga dan pengorbanan
Atas sebuah perjuangan, silakan saja ...

Biarkanlah aku dengan keras kepalaku
Biarkanlah pula mereka yang berkepala batu
Dengan sikap yang masih membatu

Aku harus begini, demi keseimbangan dan keseimbangan
Mulai dari saat ini, dari diri sendiri, dan dari yang terkecil sekalipun
Lantaran itulah aku harus begini ... 

*****

Kota Malang, Januari di hari kesebelas, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline