Pembaca yang budiman, sebangsa dan setanah air. Salam Seimbang, Indonesia_Nusantara ...
Sebagaimana yang telah kami sampaikan di artikel kami sebelumnya sebagai seruan dan peringatan, bahwa dunia saat ini berada di tepi jurang kehancuran yang mengerikan. Perang Dunia 3 sudah dimulai dan ancaman Perang Nuklir sudah didepan mata . Kondisi tersebut akan diperparah dengan berbagai bencana alam yang sangat dahsyat, seperti gempa-gempa raksasa yang disertai Tsunami, meletusnya gunung-gunung berapi, banjir besar, kelaparan, wabah penyakit, dan berbagai bencana-bencana lain. Bencana-bencana tersebut akan meluluhlantakkan sebagian besar kota-kota di muka bumi, membunuh milyaran manusia, dan menghancurkan sebagian besar perangkat teknologi yang ada sehingga akan menjungkir balik peradaban maju saat ini kembali menjadi terbelakang.
Patutlah disadari, bahwa kehancuran yang akan terjadi tidak bisa di hindarkan karena kerusakan di Bumi saat ini sudah semakin parah, begitu pula dengan keseimbangan tatanan Dunia. Dan, kehancuran yang terjadi sebenarnya adalah bagian dari proses pemulihan keseimbangan. Tahun-tahun ke depan kita akan berhadapan dengan masa-masa yang sulit, kondisi-kondisi yang sangat berat dan mencekam. Kekayaan-kekayaan dan jabatan yang selama ini dibangga-banggakan, semua itu tak akan ada artinya. Keluarga maupun sahabat juga tak akan bisa membantu dan melindungi.
Semua akan sibuk menyelamatkan diri masing-masing. Oleh karena itu, pemerintah dan segenap komponen bangsa seharusnya sadar atas apa yang akan terjadi, dan segera melakukan persiapan, upaya-upaya mitigasi untuk meminimalisir risiko dari Perang Dunia 3 maupun bencana-bencana besar lainnya. Pemerintah tak perlu menguras anggaran atau menambah beban utang negara yang sudah menggunung untuk memborong alusista yang canggih dan mahal sebagai bekal dalam menghadapi Perang Duni 3. Sebab, berapapun kemampuan kita membeli pesawat-pesawat canggih, kapal-kapal canggih, dan lain-lain, tidak akan mampu mengimbangi kekuatan militer China ataupun un Sekutu. Ingat, Perang Dunia 3 adalah Perang Nuklir! Amerika punya ribuan Nuklir, dan China menempati urutan ke-3 negara dengan jumlah Nuklir terbanyak di Dunia. Jadi, tidak ada gunanya bila kita lawan mereka, karena semakin keras kita menghadang mereka, semakin babak belur kita dibuatnya.
Ingatlah kita apa yang terjadi di Ukraina, sekeras apa dia menghadang Rusia? Semakin hancur negaranya. Biarkan mereka berperang, perang antara negara-negara yang serakah. Ini bukan perang kita! Kalaupun pada saatnya mereka memaksa invasi ke negara kita, kita tak perlu menghadang penuh dan berdarah-darah, toch, perang tidak akan berlangsung lama. Saat mereka sudah babak belur, meraka akan hengkang juga dari negeri ini.
Perlu diingat, bahwa musibah-musibah besar dunia adalah bagian dari rancangan yang sangat dahsyat, mekanisme perbaikan sistem keseimbangan ciptaan Tuhan. Ketika manusia merusak sistem keseimbangan ciptaan Tuhan, menciptakan ketimpangan atau kesenjangan maka semuanya akan berujung pada bencana atau kehancuran. Saat itulah mekanisme pemulihan sistem keseimbangan sedang berjalan. Baik keseimbangan alam, keseimbangan sosial maupun sistem keseimbangan-keseimbangan lainnya.
Jadi, dalam rangka Mitigasi Perang Dunia 3 dan bencana-bencana besar lainnya, satu-satunya jalan adalah menata kembali pengelolaan negara dengan berpijak pada prinsip-prinsip keseimbangan. Dan, perbaikan sistem keseimbangan secara menyeluruh merupakan implementasi Taubat Nasional kepada Sang Maha Pencipta. Perbaikan dari berbagai kebijakan negara yang selama ini telah menimbulkan kerusakan keseimbangan alam secara masif, menciptakan ketimpangan atau kesenjangan sosial ekonomi yang sangat dalam, dan berbagai bentuk ketimpangan-ketimpangan lainnya. Ketahuilah, bahwa implementasi sistem keseimbangan akan menciptakan kemandirian dan ketahanan dalam keseluruhan aspek. Baik ketahanan lingkungan, sosial ekonomi, kemandirian ketahanan pangan, serta ketahanan pada aspek-aspek lainnya. Inilah bekal utama dalam menghadapi bencana besar yang menghadang di depan.
Mari kita perhatikan negeri ini, negeri yang yang dikaruniai kekayaan SDA yang luar biasa, negeri kepulauan di Katulistiwa dengan intensitas penyinaran Matahari yang cukup, serta curah hujan yang tinggi sehingga dikenal sebagai negara agraris. Dengan karunia Tuhan yang luar biasa tersebut, seharusnya bangsa ini mampu untuk mandiri, berswasembada, bahkan menjadi eksportir produk-produk pertanian. Namun faktanya, hampir sebagian besar komoditi pangan kita masih diimpor dari negara-negara lain. Indonesia adalah termasuk negara pengimpor beras terbesar di dunia. Selain beras kita juga mengimpor gula, kedelai, gandum bawang putih, daging sapi. Bahkan, Negeri yang memiliki garis pantai yang sangat panjang, jutaan ton garam mengapa harus impor dari luar negeri? Sungguh sangat memprihatinkan! Ada kesalahan yang sangat fatal dalam pengelolaan negeri ini. Yang sangat miris di dekade akhir-akhir ini, bahwa Indonesia_Nusantara sebagai Negeri pengekspor Batubara dan Minyak Sawit terbesar di Dunia, namun mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dalam negerinya ..?! Ini menunjukkan bahwa Iblis Kapitalisme sangat berkuasa di negeri ini.
Bagaimana kita mampu melewati tahun-tahun yang berat ke depan dalam kondisi Bangsa yang rapuh dan lemah? Yang patut disadari, bahwa pangan adalah sektor ekonomi yang paling mendasar. Setiap perang maupun bencana-bencana besar lainnya akan berimbas pada krisis pangan yang hebat. Ini akan terjadi di sebagian besar negara-negara di Dunia, akan tejadi bencana kelaparan yang hebat di muka Bumi. Akan kemana kita mencari bantuan, jika masing-masing negara mengalami krisis pangan? Kalau Pemerintah kita ini cerdas, mereka seharusnya menghentikan proyek raksasa yang menghabiskan anggaran besar. Seperti pembangunan infrastruktur di kota-kota besar dengan jalan yang sudah bertingkat-tingkat.
Perlu diketahui, perang akan menargetkan penguasaan kota-kota besar, dan di situlah akan terjadi konflik yang berdarah-darah. Dan, kota-kota besar itu akan luluh lantak diterjang oleh mesin-mesin perang. Pada saat itulah setiap negara dituntut mandiri dalam penanganan gawat darurat serta penyediaan obat-obatan. Karena bencana akan banyak mengakibatkan jutaan manusia cedera dan rawan terhadap wabah penyakit.