jargon pelipur lara tebar harap
semenjak dahulu kala, sampai saat ini detik ini
namun, tak kunjung jua jumpa dalam nyata
keadilan bagi seluruhnya, tiada kecualinya
bisakah ditunjukkan tanpa basa basi?
apalagi hanya dengan kata-kata berbingkai retorika?
perguliran dari satu kepala ke kapala kemudian
di negeri ini, dalam simbol sakral terlindung oleh legalisasi teramat tinggi
rupanya hanya untuk jadi aman serba nyaman belaka
sementara bisikan dan hembusan iblis telah tertanam dalam benak dan kalbu
tersamar oleh topeng tutur lelaku laksana sang aulia