Di desa Klungkung tepatnya dusun Krajan banyak limbah berupa sabut kelapa, sehingga kami memiliki ide untuk membuat suatu inovasi dengan memanfaatkan limbah sabut kelapa sebagai media tanam (Cocopeat) dan sebagai bahan utama pembuatan pot tanaman (Cocofiber).
Sabut kelapa atau sering kali disebut dengan Cocofiber yang sudah diubah dalam bentuk serabut merupakan limbah dari pohon kelapa yang dapat kita manfaatkan sebagai media tanam atau media campuran dalam membuat bahan-bahan organik.
Kelebihan memakai Cocofiber, selain mampu menyimpan air untuk tanaman, juga mengandung unsur hara yang baik untuk tanaman. Keunggulan lainnya pot sabut kelapa, sumbernya bahan organik, sehingga lebih mampu mempertahankan suhu dan kelembaban tanah, hemat air dalam pengguanan untuk tanaman.
Kemudian hemat tenaga kerja, dapat didaur ulang, dan mempermudah proses pemindahan tanaman. Fungsi dari sabut kelapa ini bukan hanya baik untuk media tanamnya saja namun baik juga untuk perkembangan tanaman. Untuk sabut kelapa, manfaatnya yaitu menghemat penggunaan pupuk pada tanaman hingga sekitar 50%.
Selain itu ada juga limbah dari kulit jagung limbah kulit jagung dimana di Desa Klungkung dusun Mujan ini kulit jagung terbuang secara percuma tanpa diolah ataupun dimanfaatkan kembali. Limbah kulit jagung dapat dibuat menjadi hiasan dinding atau bunga kering sebagai souvernir.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara sosialisasi kepada masyarakat Desa Sugihmanik mengenai proses pemanfaatan kembali limbah kulit jagung menjadi hiasan bunga.
Dari kegiatan tersebut diharapkan tidak ada lagi limbah kulit jagung dan sabut kelapa yang terbuang sia-sia dan kurang dimanfaatkan, tidak hanya buahnya saja. Sehingga pengolahan kembali tersebut dapat membantu perekonomian masyarakat setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H