Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Modernisasi tersebut tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya material, tetapi juga hal-hal yang sifatnya immaterial misalnya pola pikir dan nilai-nilai. Modernisasi membawa perubahan baru pada masyarakat yang mengakibatkan terjadinya pola-pola kehidupan baru dalam berbangsa dan bernegara. Menurut seorang ahli sejarah, Arnold Toynbee, modernitas telah dimulai menjelang akhir abad 15 M ketika orang Barat tidak berterimah kasih lagi kepada Tuhan, tetapi kepada dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan manusia pada abad tersebut yang mulai menggunakan pikirannya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan menemukan inovasi-inovasi baru.
Modernisasi menyebabkan berbagai hal dapat dilakukan dengan mudah, namun hal ini juga menyimpan akibat lain. Misalnya dengan segala kemudahan yang ada, manusia cenderung malas melakukan aktivitas fisik. Hal ini tentunya menghadirkan dampak yang beruntun. Dengan jarang melakukan aktivitas tersebut maka kesehatan tubuh menjadi terganggu karena tidak adanya kegiatan mengolah fisik. Akibat yang dapat timbul misalnya penurunan fungsi pengelihatan berupa rabun jauh atau minus. Seperti kita ketahui saat ini semakin marak orang-orang dari berbagai kalangan yang mulai menggunakan kacamata sebagai alat bantu melihat. Banyak anak-anak yang sudah harus menggunakan kacamata untuk melihat secara normal. Ini menunjukkan bahwa terjadi kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kegiatan yang lebih banyak dilakukan di dalam rumah dan mengakibatkan jarak pandang yang biasa dilihat anak-anak menjadi sangatlah dekat. Sama halnya dengan kebiasaan melihat gadget dalam jarak dekat yang mengakibatkan kemampuan mata menjadi berkurang.
Selain itu munculnya kasus-kasus obesitas juga berkaitan dengan semakin minimnya aktivitas fisik yang tidak berimbang dengan asupan kalori yang masuk dalam tubuh. Seperti diketahui tubuh kita memerlukan kalori untuk digunakan dalam menjalankan aktivtias sehari-hari, namun ketika kalori yang masuk dan keluar tidak berimbang maka dapat terjadi penimbunan lemak. Hal ini bila tidak segera disikapi akan berakibat fatal karena dapat menyebabkan kelebihan berat badan hingga obesitas. Dari obesitas tersebut maka muncul komplikasi penyakit lain misalnya kolesterol hingga penyakit kardiovaskular. Ketika seseorang telah mengalami penyakit-penyakit tersebut tentu saja kualitas hidup menjadi menurun.
Namun selain dampak negatif tersebut modernisasi pada faktanya telah membantu peradaban manusia menjadi semakin maju. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan, banyak lapangan pekerjaan baru yang muncul hingga teknologi mutakhir guna kebutuhan medis. Hal tersebut didapat karena manusia tidak resisten terhadap perkembangan, tetapi terus meakukan inovasi agar dapat menemukan hal-hal baru yang menunjang kinerja manusia. Hal ini memunculkan konsekuensi bahwa perlu ada pola kehidupan manusia yang adaptif dengan modernisasi. Misalnya dalam mencegah penyakit-penyakit yang muncul seiring dengan adanya modernisasi, dapat dilakukan penambahan aktivitas fisik melalui kegiatan olahraga.
Olahraga memiliki banyak manfaat bagi manusia, diantaranya dapat menjaga berat badan agar stabil dan mampu menjaga kesehatan tulang, sendi, serta kesehatan jantung. Hal ini sangatlah dibutuhkan masyarakat di era modern, karena pada saat ini semakin banyak produk makanan olahan yang diproduksi dengan berbagai macam pengawet. Agar tubuh senantiasa sehat dan jauh dari penyakit maka olahraga harus rutin dilakukan. Hal ini bertujuan agar kualitas hidup seseorang dapat menjadi lebih baik dan produktivitas kinerja juga meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H