Lihat ke Halaman Asli

Dyah R

"Bagian terbaik dari kehidupan adalah bagian yang kita syukuri."

Resensi Buku: Melukis Langit

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1292751782462628185

Source: Doc. Pribadi Dyah“Dari tiada menjadi ada dan dari ada akan kembali menjadi tiada” – Kit Rose (Melukis Langit)


Sebuah kutipan yang cukup manis, bukan? Tentu saja semanis saat Anda menyelesaikan membaca buku ini. Saya tipikal orang yang saat membaca sesuatu yang menarik perhatian, maka akan saya selesaikan saat itu juga. Dan buku ini telah menyita perhatian saya selama dua jam untuk membaca setiap untaian kata yang ditulis oleh Bu Kit.

Benar-benar sebuah buku yang cukup menguras emosi. Ada bagian dimana kita terenyuh, tersenyum, kesal, takut, bahkan marah saat membacanya. Bisakah Anda membayangkan bagaimana rasanya? Heheee..baca aja bukunya biar tahu gimana rasanya.

Oh ya, sejak awal tahu tentang buku ini, saya banyak mendengar ada yang mengatakan “ini bukan buku horror”. Ya.. memang ini bukan buku horor, tapi ada bagian horornya. Serius!!! Bu Kit benar-benar ahli dalam hal ini. Suasana mencekam yang tercipta dari rangkaian kalimat yang dituangkannya, benar-benar nyata terasa, terutama untuk orang penakut (pada hal-hal semacam yang ditulis di buku ini) seperti saya, heheheee… Tapi inilah yang menurut saya, menjadi sesuatu yang membedakan antara novel ini dengan novel-novel yang lain.

Novel Melukis Langit ini menceritakan tentang perjalanan hidup (tepatnya sebagian perjalanan hidup) seorang Nini Puniawati, pergulatan batinnya sebagai seorang perempuan dengan banyak peran (sebagai istri, ibu, dan tentu saja sebagai seorang wanita normal yang membutuhkan kasih sayang dari orang-orang yang dicintainya). Kita dapat belajar banyak hal dari novel ini. Tentang Nini Puniawati yang berkarakter seperti kisah-kisah “the true” perempuan-perempuan Jawa yang sering dikisahkan guru PKK saya semasa SMP. Bagaimana ia berusaha menjaga kehormatan suaminya dan berkali-kali melindunginya dari bahaya yang mengancam, meskipun suaminya seringkali menyakiti hatinya. Ia adalah seorang tokoh perempuan yang mampu senantiasa menjaga sikap tegar di depan orang-orang (terutama di depan anak-anaknya), meskipun dalam hati, batinnya terkadang harus menangis menahan perih saat melewati bagian kehidupannya yang berduri.

At last.. saya merekomendasikan Anda membaca buku ini. Terutama bagi Anda yang sangat menyukai bacaan-bacaan horor. Tapi bagi yang nggak suka bacaan horor, saya sarankan juga untuk membacanya karena banyak pelajaran menarik yang bisa kita petik dari novel ini. Tentang hidup.. Tentang sebuah grand design yang dirancang Tuhan untuk kita semua, yang hanya akan kita ketahui setelah menjalaninya.

Selamat berMinggu sore semua!!!.. ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline