Lihat ke Halaman Asli

Saatnya Beri Kepercayaan kepada Anak Sulung

Diperbarui: 11 Desember 2022   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler


Kok serasa "makbedunduk" kamu sudah sebesar ini Nak. Teringat waktu dulu menjelang hari kelahiranmu, 11 tahun yang lalu. Pagi itu aku sudah ngeflek darah. Karena baru anak pertama dan panik kami pergi ke rumah sakit dan konsultasi dengan dokter obsgyn. Aku akhirnya diminta opname dan masuk ruang bangsal. Siangnya dokter obsgyn datang dan melakukan pemeriksaan USG. Setelah dicek ternyata masih pembukaan 3 dan kemungkinan masih lama menuju kelahiran. Untuk mengurangi kestressan di rumah sakit, akhirnya aku diminta pulang ke rumah. Walau opname hanya beberapa jam, tapi hitungannya kan tetap satu hari dong. Padahal waktu itu aku hanya punya biaya untuk biaya persalinannya saja. Dengan berbagai perasaan yang menghinggap di kalbu, kami membayar biaya periksa dokter tersebut. Dan..uang yang ada di dompet aku kala itu, tinggal separuh dari biaya persalinan yang sudah disiapkan.

Sesampai di rumah, sesekali sakit karena kontraksi mulai sering aku rasakan. Hingga sekitar jam 22.30 WIB pecah ketuban di rumah dan akhirnya aku dilarikan ke rumah sakit. Dengan kondisi perut semakin mulas serasa si jabang bayi sudah mau keluar, aku membonceng sepeda motor Supra Fit milik ayahmu. Ayahmu melajukan sepeda motor dengan kencang berharap segera sampai ke rumah sakit. Namun, perjalanan harus terhenti karena kami melewati rel kereta api yang saat itu ada kereta yang lewat.


Sampailah akhirnya aku di rumah sakit, lalu ditolong dokter dan bidan. Saat itu Nak..23.45 WIB akhirnya kamu lahir ke dunia ini. Alhamdulillah..puji syukur hanya milik Allah SWT.
Lalu bagaiamana dengan biaya persalinanmu kala itu? Alhamdulillah banyak orang baik di sekeliling kami yang peduli terhadap kami.

Kini kau sudah 11 tahun Nak..sudah banyak melakukan hal - hal dengan niat membantu orang tuamu. Menjaga adikmu yang masih umur 2 tahun dengan caramu sendiri, membantu memarkirkan sepeda motor, membantu memanasi mobil, masak telur goreng, masak mie instan, mencuci baju, menyetrika dll. Tahu bagaimana perasaan aku saat kamu melakukan itu? khawatir kamu melakukan kesalahan ini itu. Tapi kini aku mencoba berdamai dengan rasa khawatir. Karena aku akan menaruh kepercayaan lebih untukmu, anak sulungku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline