Lihat ke Halaman Asli

Gelagar bisik anak didik

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14106709751021321501

Segelintir problema masa kini diiringi dengan perbandingan lahirnya antisipasi represif tentu juga preventif. Akal ini tak kuasa menampung sampah-sampah kehidupan. Ini sebagai contoh yaitu perih pedih sedih sekolah. Siulan-siulan teori dari guru yang lebih dari jejeran manusia di ruang kelas yang sangatlah hangat.Panas. Prestasi yang menjadi tuntutan, kemauan, bahkan tercipta paksaan. Salah apa kita? Pelajar yang hanya label karena dulu saya tidak bernah berangan ingin sekolah. Kemauan orang tua utamanya. Tapi bisa apa? Kala itu, saya saat bertengger di Taman Kanak-Kanak diimingi "besok sekolah ya dek, nanti ketemu temen yang banyak" Tujuh sampai delapan kalimat tak mewah itu buatku masih berseragam sekolah saat ini. Wajar bila kini penat mencubit raga dan batin lusuh ini. Setiap guru dasarnya menguasai dan hanya menggeluti satu mata pelajaran untuk kemudian diproklamirkan tapi anak didiknya dituntut untuk menjajahi semua mata pelajaran. Duh Gusti, paring welas asih marang manungsa ingkang nyuwun kawelasan[]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline