Lihat ke Halaman Asli

Tangan Tuhan Merayah Longsor Karangkobar

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Apakah kalian pernah menyelipkan bayangan serta angan yang terjadi kini?
Aku turut belasungkawa atas itu
Tetaplah pada keyakinan dan agama kalian
Tak usah menanam induk pikiran bahwa Tuhan itu tidak adil,
Tuhan masih baik, kawan.
Pun, koloni tanah di dusun Jemblung bergerak,
Serdadu tanah coklat kemerahan di desa Karangkobar sedikit emosi
berdasar hasrat dari subjek yang ciptakan kita.
Pahamku, dari singgasanaNya pun, Dia mampu sangat jeli
Meneliti gelagat para ciptaanNya di wadah yang Dia cipta
Benar, bukan?
Kalian bahkan diriku pun mengingat kuasa Tuhan hanya saat sengsara
Tak usah menanam induk pikiran bahwa Tuhan itu tidak adil,
Tuhan masih baik, kawan.
Hari ini meski sukma dan ragamu terlanjur menjadi luka
Yakinlah ini; bahwa apapun itu objeknya, baik atau kurang baik,
pastilah terselip amanat kehidupan untuk ke depannya
Ya sudah, kini, mari aku dan kalian bersama untuk merayah kesabaran
Lalu dibarengi dengan pinta kepadaNya,
meminta kelurusan dari sekian kelok kehidupan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline