Lihat ke Halaman Asli

Pilih Angkot Gratis atau Bus Gratis?

Diperbarui: 12 Desember 2016   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transportasi merupakan hal pentting dalam keberlangsungan kegiatan manusia. Transportasi merupakan proses berpindah dari satu teampat ke tempat yang lain. Bagi masyarakat perkotaan angkutan umum atau angkutan masal sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Di Kota Kediri pengguna dari angkutan umum beragam mulai dari buruh pabrik, pegawai kantor, pelajar, mahasiswa, dan lain sebagainya.

Pada 7 September 2016 Wali Kota
 Kediri Abdullah Abu Bakar telah meresmikan bus sekolah gratis bagi pelajar dan mahasiswa. Bus gartis ini bisa dikatakan sebagai upaya Pemerintah Kota Kediri dalam mewujudkan The Service City. Hal ini tentunya membawa dampak positif bagi masyarakat Kota Kediri khususnya para pelajar dan mahasiswa. Dengan adanya moda transportasi darat gratis tersebut pelajar atau mahasiswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu bisa sedikit terbantu selain sebagai fasilitias bagi pelajar dan mahasiswa umunya. 

Adanya program bus gratis ini juga dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di Kota Kediri, melihat bahwa 75 persen kecelakaan lalu lintas di kota ini dialami oleh pelajar. Jika kita cermati di Kota Kediri  banyak pelajar SMP yang secara usia belum memiliki surat izin mengemudi (SIM)  sudah mengendarai sepeda motor ke sekolah dengan kemampuan berkendara yang buruk, seringkali menggunakan motor yang tidak standar, tidak menggunakan helm, dan berboncengan lebih dari dua orang. Program ini juga dapat mengurangi jumlah pelanggaran lalu lintas khususnya yang dilakukan oleh pelajar.

Mayoritas pelajar pengguna angkutan umum di Kota Kediri adalah siswa SMP dan SMA, jika dilihat dari usia siswa SMA bisa digolongkan dalam kelompok penduduk usia produktif dan mungkin ada sebagian siswa SMP yang juga termasuk dalam tersebut. Pendudukn usia produktif adalah penduduk berusia pada rentang 15-64 tahun. Sebelum 15 tahun, atau setelah 64 tahun tidak lagi masuk ke dalam usia produktif. 

Walaupun  pelajar dan mahasiswa sudah memasuki usia prdouktif mereka tetap menjadi tanggungan orangtua, artinya segala kebutuhan hidup mereka masih dicukupi oleh orangtua. Program bus gratis tersebut secara tidak langsung mengurangi biaya pendidikan masyarakat Kota Kediri. Biaya yang dikeluarkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan akan transportasi anak ke sekolah digunakan untuk kebutuhan lainnya. Orang tua yang setiap hari mengantarjemput anak mereka tidak perlu lagi melakukan hal tersebut karena fasilitas bus gratis dari pemerintah ini.

Sebelum adanya bus sekolah gratis ini, pemerintah kota kediri sudah menerapkan program angkutan kota gratis bagi pelajar. Program angkot gratis bagi pelajar tersebut sudah diluncurkan sejak 10 Maret 2015. Masalah yang muncul dalam pelaksanaan program tersebut adalah terdapat bebearapa sekolah yang tidak termasuk dalam trayek angkutan umum, jadi tidak semua pelajar bisa menikmati fasilitas tersebut. Faktanya hingga saat ini masih banyak pelajar yang belum cukup umur sudah mengendarai sepeda motor saat pergi ke sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa program angkot gratis bagi pelajar kurang diminati. 

Penyebabnya bisa dari kebiasaan angkot yang ngetem, selain itu pelajar harus berdesak-desakkan di dalam angkot karena tidak ada batasan tempat duduk untuk setiap orangnya, serta pengguna angkot yang tidak hanya pelajar. Sisi positif dari adanya program angkot gratis yang dirilis satahun yang lalu ini adalah meningkatkan perekonomian khususnya bagi sopir angkot. Pasalnya setiap angkot yang beroperasi dan mengikuti program angkot gratis bagi pelajar ini mendapat subsidi BBM yang jumlahnya cukup untuk operasional angkot itu sendiri. Pasca adanya program angkot gratis bagi pelajar ini, jumlah angkot yang beroprasi meningkat.

Jika membandingkan antara angkot gratis dan bus gratis, dari segi fasilitas bus gratis lebih unggul. Jelas karena daya tampung bus lebih besar, dilengkapi AC, hanya dikhususkan untuk pelajar dan mahasiswa, serta tidak perlu berdesak-desakkan. Baik angkot maupun bus gratis ini bisa saling melengkapi untuk menunjang pelayanan pendidikan di Kota Kediri. Jika pemerintah Kota Kediri ingin mewujudkan Harmoni Kediri The Service City akan lebih baik jika program angkot gratis bagi pelajar dialihkan menjadi bus gratis seutuhnya. Pemerintah Kota Kediri harus menambah jumlah armada bus dan menambah trayek bus gratis baru agar pelajar di Kota Kediri terfasilitasi walaupun tidak semuanya dapat diakomodasi sekaligus. 

Selain itu perlu untuk menambah halte atau tempat untuk menunggu bus khususnya di sekolah-sekolah yang dilewati trayek bus pelajar gratis tetapi belum memiliki atau jauh dari halte. Untuk mengantisispasi kemacetan dan keterlambatan, jadwal keberangkatan bus pelajar gratis ini bisa dimajukan. Di beberapa titik seperti di Jalan Tembus Kaliombo yang juga dilewati bus pelajar gratis dan merupakan jalan lokal serta sering terjadi kemacetan pada jam-jam masuk sekolah karena jalan tersebut merupakan titik temu dari arah selatan, timur, barat, dan utara .

Untuk mewujudkan branding kota pelayanan, masyarakat Kota Kediri harus turut berperan aktif dalam mewujudkan hal tersebut dengan berpartisipasi dalam segala program yang dibuat seperti mengikuti program pelatihan yang diadakan dinas-dinas terkait dan turut serta dalam menjaga fasilitas publik yang telah disediakan pemerintah Kota Kediri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline