Lihat ke Halaman Asli

Mengejar Bayangan

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah berapa lama aku bernaung dalam indahnya bayangmu?

Segala rasa telah memudarkan logika

Segunung asa ku bangun untuk meraih tingginya cahayamu

Yang secara gamblang tak pernah ku sentuh cahayamu

Hanya dapat ku nikmati warna bayang – bayangmu

.....

Untuk siapakah kau bercahaya?

Mengapa kau nampak memberikan cahaya itu bagi semuanya?

Betapa banyak orang takjub akan pancaran cahayamu

Padahal kau tak pernah berniat untuk memberikannya!

Mengapa kau biarkan aku menikmati cahayamu?

Padahal segala muasal pijarmu bukan untukku..

Mengapa dengan sadis kau tega seakan tak mengerti

Betapa aku laksana pengemis yang hanya menikmati secerca harapan

Kau sumber pijar cahaya namun kau buta!

Kau buta karena kesempurnaan

Mungkin kau buta oleh hedonisme dan sesat pikir

Telah ku daki segunung asa itu, namun dengan sekejap kau luluh lantakkan

Aku terjatuh sejauh tangan tak dapat meraihnya

Segala upaya yang tulus untukmu.. Harus ku pendam jauh ke liang lahat!

Sejenak aku tak dapat bernapas

Saat kau katakan

Bahwa aku hanya mengejar bayangan...!

Dyah Ayu Perwitasari

Experience On December, 20, 2011

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline