Lihat ke Halaman Asli

Dyah AyuBuana

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Program Pemberdayaan Keluarga Bu Santih dalam Mengembangkan Usaha Warung Kecilnya

Diperbarui: 20 Januari 2023   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Suami Bu Santih yang bekerja sebagai kuli bangunan, penghasilannya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dikarenakan anak keduanya yang bernama Vardhan membutuhkan pengobatan khusus dengan biaya yang tidak sedikit. Vardhan merupakan anak berkebutuhan khusus yang sering mengalami demam tinggi dan epilepsi. Tak jarang Vardhan dibawa ke rumah sakit saat malam hari dan berakhir dirawat selama berhari-hari.

Biaya pengobatan anak Bu Santih sebenarnya menggunakan BPJS. Akan tetapi, BPJS yang digunakan keluarga ini adalah BPJS yang berbayar, di mana per bulannya diharuskan membayar Rp350.000,00. Alasan Bu Santih tidak memakai BPJS gratis karena khawatir anaknya ketika sedang membutuhkan pertolongan pertama, justru dinomorduakan oleh pihak rumah sakit. Maka dari itu, mau tidak mau keluarga ini menggunakan BPJS yang berbayar.

Selain biaya tersebut, ongkos pulang-pergi juga termasuk yang memberatkan karena Vardhan dilarikan ke rumah sakit/klinik yang cukup jauh dari daerah rumahnya. Belum lagi biaya terapi Vardhan di rumah sakit agar bisa berjalan dan berbicara karena orang tuanya tidak sanggup menyekolahkan Vardhan di SLB. Sejak lahir, Vardhan juga memiliki riwayat kebocoran jantung.

Selain biaya pengobatan khusus untuk anak keduanya, keluarga ini juga harus memenuhi kebutuhan anak pertama dan anak ketiganya. Anak pertama bersekolah di SMP swasta sehingga per bulannya pasti dikenakan biaya. Sedangkan anak ketiganya yang masih berusia 1 tahun memerlukan kebutuhan bayi seperti popok dan lain-lain. Ditambah lagi, rumah yang ditinggali keluarga ini merupakan rumah kontrakan tepatnya di Jl. Swakarsa 2 No. 13 Blok C Sembiring, RT 003/04 Jatibening Baru, Bekasi, sehingga pengeluaran tiap bulannya pasti memakan jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan penghasilannya.

Maka dari itu, Bu Santih membuka usaha warung kecil-kecilan yang menjual nasi uduk dan jajanan lain, demi membantu suaminya dalam mencari rezeki. Ia tidak mungkin hanya mengandalkan penghasilan suaminya ketika kebutuhan keluarganya ini cukup banyak terutama untuk Vardhan, anak keduanya. Bu Santih harus memiliki uang simpanan agar sewaktu-waktu Vardhan harus dilarikan ke rumah sakit, Bu Santih mempunyai pegangan uang.

Melalui program pemberdayaan keluarga dhuafa yang digagaskan dari mata kuliah Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, maka kami selaku mahasiswa UHAMKA dari kelompok 3 prodi PGSD kelas 5G, yang beranggotakan Opi Ingguh Setiani, Puput Elsa Maulida, dan Dyah Ayu Buana Tungga Dewi, turut menjalankan program pemberdayaan tersebut dengan membantu meringankan beban masalah perekonomian kelurga Bu Santih dalam bentuk penambahan modal untuk warung kecilnya dan pemberian kebutuhan pokok. Kegiatan ini juga dilakukan sebagai bentuk dukungan agar Bu Santih terus mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

Alhamdulillah, setelah kurang lebih 2 bulan melakukan fundraising, kelompok kami telah merealisasikan rencana tersebut pada Senin, 9 Januari 2023. "Alhamdulillah, makasih banyak, ya, Kakak-Kakak. Besok jadinya saya bisa jualan lagi. Ada bahan-bahan nasi uduknya juga ternyata." ujar Bu Santih yang membuat kami akhirnya mengetahui bahwa warung kecil Bu Santih tidak buka pada hari-hari sebelumnya.

Semoga dengan sedikit bantuan yang kami salurkan, menjadi berkah dan manfaat bagi Bu Santih dan keluarganya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline