Lihat ke Halaman Asli

dyah arum condro nowo

Mahasiswa Universitas Airlangga

Korelasi Surabaya sebagai Kota Metropolitan ke-dua dengan Peningkatan Polusi Udara

Diperbarui: 22 Desember 2024   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Surabaya, sebagai kota metropolitan kedua terbesar di Indonesia setelah Jakarta, telah mengalami perkembangan pesat dalam berbagai sektor, termasuk ekonomi, industri, dan infrastruktur. Dengan populasi yang terus bertambah dan urbanisasi yang kian intensif, kota ini menjadi pusat aktivitas yang dinamis. Namun, kemajuan ini tidak datang tanpa konsekuensi negatif, salah satunya adalah peningkatan polusi udara yang menjadi masalah serius bagi lingkungan dan kesehatan penduduknya.

Sebagai kota industri dan perdagangan utama, Surabaya menarik banyak investasi, baik lokal maupun internasional. Peningkatan aktivitas ekonomi mendorong pembangunan sektor transportasi, properti, dan manufaktur yang pesat. Sayangnya, laju urbanisasi dan industrialisasi ini berkontribusi signifikan terhadap polusi udara. Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup, peningkatan jumlah kendaraan bermotor, baik pribadi maupun komersial, menjadi salah satu penyebab utama tingginya emisi gas buang yang mengandung polutan berbahaya.

Peningkatan polusi udara di Surabaya tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Partikulat halus (PM2.5) dan polutan lain yang tersebar di udara dapat menembus saluran pernapasan, bahkan mencapai paru-paru, yang berisiko menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari infeksi saluran pernapasan, asma, hingga penyakit kronis seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung.

Data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya menunjukkan peningkatan kasus penyakit yang berkaitan dengan kualitas udara, seperti bronkitis dan asma, terutama pada anak-anak dan lansia. Kelompok rentan ini lebih mudah terdampak oleh kualitas udara yang buruk, sehingga memperlihatkan pentingnya peningkatan perlindungan kesehatan dan mitigasi polusi.

Selain dampak langsung terhadap kesehatan fisik, kualitas udara yang buruk juga dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Masyarakat yang tinggal di daerah dengan polusi tinggi sering mengalami penurunan produktivitas kerja dan kualitas tidur yang buruk, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kesejahteraan sosial dan ekonomi secara lebih luas.

Untuk mengatasi masalah polusi udara yang kian mengkhawatirkan, adopsi teknologi ramah lingkungan menjadi hal yang krusial bagi Surabaya. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil. Penggunaan panel surya, energi angin, atau bioenergi dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi yang berpolusi tinggi, terutama di sektor industri dan transportasi.

Kota Surabaya juga dapat mengambil langkah lebih jauh dengan menerapkan teknologi monitoring kualitas udara yang lebih canggih. Dengan alat-alat pemantau kualitas udara yang terintegrasi, pemerintah kota dapat mengidentifikasi area dengan tingkat polusi tertinggi secara real-time, sehingga langkah mitigasi bisa diambil secara lebih cepat dan efektif.

Inisiatif lain yang patut diperhitungkan adalah penggunaan kendaraan listrik yang lebih luas, baik untuk angkutan umum maupun pribadi. Kota-kota di negara maju sudah mulai mengadopsi kendaraan berbasis listrik dan teknologi hybrid sebagai solusi mengurangi emisi gas buang dari kendaraan bermotor. Jika Surabaya dapat mendorong kebijakan insentif bagi penggunaan kendaraan listrik, maka dampak positif terhadap kualitas udara bisa terasa dalam beberapa tahun ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline